Radiasi Smartphone Bisa Merusak Daya Ingat Remaja

Radiasi dari smartphone bisa mengakibatkan eksposur radiasi yang bisa menurunkan performa daya ingat remaja. Begini penjelasan lengkapnya.

oleh Jeko I. R. diperbarui 24 Jul 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2018, 08:00 WIB
Risiko Kecanduan Smartphone di Asia Terus Meningkat
25 persen dari anak remaja di Asia mengidap Nomophobia atau kecanduan smartphone

Liputan6.com, Jakarta - Radiasi smartphone memang bisa membahayakan otak manusia. Penelitian terbaru mengungkap, salah satu dampak radiasi smartphone yang cukup berisiko ternyata bisa merusak daya ingat pengguna remaja.

Penelitian yang dilakukan Swiss Tropical and Public Health Institute ini mengungkap, radiasi dari smartphone bisa mengakibatkan eksposur radiasi RF-EMF yang bisa menurunkan performa daya ingat remaja.

Martin Roosli, salah satu peneliti studi tersebut, mengatakan radidasi RF-EMF bisa diserap otak. Karena radiasi tersebut terlalu berat, ia bisa merusak otak dan berdampak ke penurunan daya ingat.

"Otak berperan penting dalam kinerja memori manusia. Radiasi RF-EMF yang terpancar dari smartphone tentu sangat berisiko merusaknya," ujar Martin sebagaimana dilansir Mirror, Selasa (24/7/2018).

Penelitian tersebut melibatkan 700 remaja berusia 12 hingga 17 tahun. Semua peserta penelitian dianalisa selama satu tahun saat menggunakan smartphone. Hasilnya, kebanyakan mengaku mengalami penurunan daya ingat yang drastis .

Namun demikian, penggunaan smartphone yang dimaksud bukan seperti aktivitas seperti mengirim SMS atau bermain gim mobile.

Radiasi smartphone bisa terpancar saat pengguna memakai smartphone untuk menelepon, baik dari jaringan telepon atau berbasis aplikasi pesan instan seperti WhatsApp dan lainnya.

 

Apa Benar, Radiasi Smartphone Bisa Sebabkan Kematian?

5 Bahaya Radiasi Ponsel, dari Gangguan Seksual hingga Kematian
5 Bahaya Radiasi Ponsel, dari Gangguan Seksual hingga Kematian

Dampak radiasi akibat smartphone terhadap kondisi kesehatan manusia memang masih menjadi perdebatan. Sejumlah penelitian menyebut radiasi smartphone berakibat buruk pada kesehatan dan bisa mengakibatkan kematian.

Namun, dalam penelitian terbaru, dampak radiasi smartphone ternyata tak terlalu berbahaya. Menurut studi terkini, pancaran radiasi smartphone ternyata lebih rendah ketimbang radiasi ionisasi yang didapat dari X-ray dan dapat memicu kanker.

Dikutip dari CNBC, berdasarkan rencana laporan peneliti dari pemerintah Amerika Serikat, radiasi smartphone memang dapat memberikan dampak pada kesehatan, tetapi setidaknya saat ini masih dalam tahap aman. 

Para peneliti memanfaatkan tikus jantan untuk melakukan eksperimen mengenai paparan radiasi smartphone yang sangat tinggi terhadap kesehatan. Hasilnya, paparan radiasi itu menimbulkan tumor di jaringan sekitar jantungnya.

Sementara dalam percobaan lain yang dilakukan terhadap tikus betina, efek radiasi tersebut tak terlihat. Meski berakibat negatif, temuan ini tak dapat diaplikasikan pada manusia. 

Dalam catatannya, ilmuwan Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat menyebut studi ini memang ingin menguji batas ekstrem terhadap radiasi smartphone, dan batas radiasi yang ada saat ini masih aman.

Untuk itu, tak sedikit pihak yang menyebut studi ini dapat menjadi titik terang dan menyelesaikan perdebatan mengenai bahaya radiasi smartphone. 

 

Masukan untuk Rancangan Smartphone Masa Depan

Bahaya Radiasi Ponsel bagi Kesuburan Pria
Bahaya Radiasi Ponsel bagi Kesuburan Pria

"Rancangan laporan ini pasti menimbulkan perhatian, tapi hasilnya memang tak akan mengubah bahwa bukti hubungan antara smartphone dan kanker masih lemah, dan sejauh ini, belum ada risiko kanker akibat smartphone," tutur Chief Medical Officer dari American Cancer Society, Dr. Otis Brawley.

Sekadar informasi, dalam studi ini, tikus yang terkena radiasi memang memperolehnya dalam tingkat pemakaian yang sangat tinggi, bahkan melebihi yang diperoleh manusia.

Temuan tersebut sekaligus dilakukan untuk memberikan masukan terhadap desain teknologi smartphone masa depan. Studi ini juga hanya menguji coba frekuensi 2G dan 3G, yang biasa dilakukan untuk melakukan panggilan telepon.

Sementara dalam studi ini, jaringan 4G dan 5G belum digunakan karena menggunakan frekuensi dan modulasi yang berbeda.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya