Bukan Main, Orangtua Rela Rogoh Kocek untuk Les Gim Fortnite bagi Anak

Sejumlah orangtua mengaku rela mengeluarkan uang lebih untuk memberikan kursus Fortnite bagi anak-anaknya.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 02 Agu 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2018, 14:00 WIB
Fortnite
Rilis Awal 2018, Fortnite Versi iOS Sudah Meraup Untung Rp 1,4 Triliun. (Doc: Ubergizmo)

Liputan6.com, Jakarta - Awalnya gim kerap dipandang hanya sebagai hiburan dan dianggap mengganggu fokus anak oleh sebagian orangtua.

Namun, lambat laun gim ternyata dianggap sebagai hal yang serius dan berpengaruh pada hubungan sosial anak. 

Karena itu, sejumlah orangtua rela merogoh kocek untuk memberikan pelajaran khusus gim untuk anak-anaknya. Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal beberapa waktu lalu.

Adapun judul gim yang dipilih para orangtua, seperti dikutip dari IGN, Kamis (2/8/2018), adalah Fortnite. Hal ini bukannya tanpa alasan mengingat Fortnite memang tengah naik daun di kalangan gamer saat ini. 

Ada beberapa alasan orangtua tersebut mau merekrut tutor gim khusus bagi anak-anaknya. Salah satu alasan yang cukup banyak adalah agar kemampuan anaknya meningkat dan tidak mudah kalah.

Selain itu, ada pula orangtua yang sengaja ikut kursus semacam ini agar tidak malu saat ikut bermain gim. Sementara lainnya ikutan kursus bersama sang anak untuk menjalin hubungan yang lebih dekat.

Laporan itu menyebut pelatih yang siap mengajarkan Fortnite sendiri sudah banyak ditemukan di media sosial dan beberapa situs. Salah satu situs menyebut pihaknya menyediakan lebih dari 1.400 pelatih sejak Maret 2018.

Adapun biaya yang diperlukan untuk mendapatkan bimbingan bermain Fortnite sekitar US$ 20 per jam. Salah satu orangtua mengaku dirinya menghabiskan sekitar empat jam kursus untuk anaknya.

"Ada tekanan (di anak-anak) untuk tidak sekadar bermain Fortnite, tapi benar-benar menguasainya," tutur salah satu orangtua. Oleh sebab itu, dia sengaja memberikan kursus agar anaknya dapat memainkan gim ini dengan mahir.

Sukses Fortnite

Fortnite
Pengguna Nintendo Switch sudah bisa download Fortnite. Liputan6.com/ Yuslianson

Untuk diketahui, Fortnite kini memang tengah berada di puncak popularitas. Gim ini dilaporkan telah dimainkan 125 juta gamer di dunia hingga sekarang. Angka itu pun melonjak ketika gim meluncur di perangkat mobile.

Dilansir Sensor Tower, Minggu (24/6/2018), terungkap Fortnite versi iOS sudah meraup untung sebesar US$ 100 juta (atau sekitar Rp 1,4 triliun) sejak diluncurkan awal tahun ini.

Perlu diingat, gim battle royale ini bisa diunduh secara gratis di App Store. Ini berarti, Epic Games meraup untung dari Fortnite melalui fitur in-app purchase (IAP).

Tak hanya itu, perolehan pendapatan ini secara spesifik didapatkan untuk versi iOS. Yang berarti, jumlah total pendapatan yang Epic Games peroleh dari gim Fortnite di semua platform akan lebih tinggi lagi.

Terbaru, Fortnite juga baru saja meluncur ke konsol Nintendo Switch. Luar biasanya, baru dua hari nongol di Nintendo eShop, gim tersebut sudah di-download sebanyak 2 juta kali.

Aplikasi Fortnite Abal-Abal Menjamur

Fortnite
Fortnite resmi meluncur di konsol Nintendo Switch. (Doc: Ubergizmo)

Seperti disebutkan sebelumnya, Fortnite sudah tersedia di beragam platform, mulai dari konsol, PC, hingga mobile.

Namun untuk platform mobile, Fortnite baru tersedia untuk sistem operasi iOS. Sementara kehadiran gim ini di platform Android menyusul belakangan sekitar pertengahan tahun.

Karenanya, sebelum Fortnite hadir di Android, banyak pengguna platform mulai mencari informasi seputar gim ini. Keadaan itu malah dimanfaatkan oleh sejumlah pihak tak bertanggung jawab untuk meraup untung.

Berdasarkan temuan dari Hacker News, informasi berupa tutorial termasuk aplikasi palsu Fortnite disusupi dengan malware. Dikutip dari Phone Arena, ada sejumlah aplikasi Fortnite palsu yang sudah beredar di internet.

"Untuk membuat aplikasi itu tampak nyata, ikon gim dibuat semirip mungkin. Setelah ditelusuri, ikon tersebut ternyata mengambil dari Fortnite versi iOS, sehingga tampak seperti asli," tutur Nathan Collier dari Malwarebytes.

(Dam/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya