Google Perbaiki Fitur Login Otomatis pada Pembaruan Chrome Terbaru

Pembaruan Google Chrome kali ini secara bersamaan diluncurkan untuk Mac, Windows, dan Linux.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Okt 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2018, 16:00 WIB
Tampilan baru Google Chrome
Tampilan baru Google Chrome (Foto: The Next Web)

Liputan6.com, Jakarta - Google baru saja memperbarui browser besutannya, yakni Chrome, dengan pembaruan teranyar versi 70. 

Pembaruan Google Chrome kali ini, secara bersamaan diluncurkan untuk Mac, Windows, dan Linux.

Seperti diketahui, Google Chrome versi 69 menghadirkan fitur di mana pengguna akan log in secara otomatis di media sosial milik Google.

Namun, fitur ini justru menuai respons negatif dari sejumlah pengguna. Kebanyakan khawatir kalau riwayat pencarian browser mereka tersinkronisasi setiap kali mereka masuk ke media sosial milik Google.

Sadar dengan kontroversi ini, Google pun memutuskan untuk menonaktifkan fitur log in otomatis tersebut pada Chrome 70.

Seperti dikutip Tech Radar, Jumat (19/10/2018), pembaruan kali ini Google memunculkan fitur baru yang mempermudah pengguna masuk ke browser, untuk mengakses situs web di mesin pencarian Google.

Dalam versi baru ini, akan muncul tulisan “Allow chrome sign-in”, yang dapat diaktifkan secara default.

Artinya, pengguna akan masuk ke dalam browser jika mereka log in  ke situs milik Google seperti YouTube atau Gmail.

Jadi, jika memang masih ada pengguna yang tidak nyaman dengan sinkronisasi riwayat browsing, mereka dengan mudah akan bisa menonaktifkan fitur tersebut.

Selanjutnya, pengguna akan diarahkan masuk ke situs browser Google seperti YouTube atau Gmail.

 

Tingkatkan Keamanan, Google Bakal Adopsi Teknologi Sidik Jari di Chrome

Google Chrome
businessinsider.com

Guna meningkatkan keamanan pengguna saat mengakses Chrome di perangkat Android, tim peneliti Google dikabarkan sedang mempersiapkan update besar-besaran.

Dalam usaha mencapai hal tersebut, Google meluncurkan aplikasi Chrome 70 beta untuk sistem operasi (operating system, OS) Android, macOS, Linux, Chrome OS, dan Windows.

Dilansir Phonearena, Minggu (16/9/2018), Chrome 70 beta mengadopsi teknologi sensor sidik jari yang nantinya bakal digunakan untuk mengakses beragam layanan di perangkat.

Tak hanya memiliki kemampuan mengenali sidik jari, Chrome versi Android akan memiliki kemampuan mengidentifikasi bentuk (shape identification).

Google menyebutkan, teknologi itu mengandalkan tiga jenis API (application programming interface) untuk mendeteksi bentuk wajah, barcode, dan teks dalam gambar di dunia maya.

Hal menarik lainnya yang Google lakukan adalah mulai versi Chrome 70, browser tersebut tidak akan lagi menyertakan build number perangkat Android dan iOS.

Google melakukan perubahaan ini bertujuan untuk mencegah eksploitasi celah keamanan hingga pencurian data pribadi pengguna lewat aplikasi Chrome.

Chrome Debut pada 2008

Tampilan Google Chrome dengan Material Design (sumber: thenextweb.com)

Google Chrome memulai debutnya pada 2008. Mulanya, Chrome dipasarkan sebagai peramban baru dan memulai debutnya dengan komik web dari Google untuk menandai browser pertama milik perusahaan.

Seperti dikutip The Verge, Senin (3/9/2018), mulanya Chrome diluncurkan sebagai aplikasi beta untuk Windows, baru selanjutnya Chrome hadir di Linux dan MacOS pada 2009.

Chrome memulai debut di saat yang tepat, yakni saat pengembang dan pengguna internet mulai bosan dengan Internet Explorer dan Firefox.

Untuk menghadirkan Chrome, Google menggunakan komponen-komponen render engine WebKit Apple dan Mozilla Firefox. Selanjutnya perusahaan membuat seluruh source code Chrome agar bisa diakses publik sebagai projek Chromium.

Salah satu bagian signifikan saat Chrome pertama kali dirilis adalah ide tentang "sandboxing".

Fitur ini memungkinkan agar satu tab browser Chrome mengalami crash, tidak berdampak pada keseluruhan browser. Selain itu, anticrash ini juga meningkatkan kecepatan dan kestabilan Chrome secara umum.

Kini setelah satu dekade, Chrome mendominasi hampir seluruh pengguna internet. Chrome menguasai 60 persen pangsa pasar di desktop.

(Vivi Hartini/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya