Jerman Punya Kereta Hidrogen Pertama di Dunia

Para komuter di Jerman kini bisa naik kereta hidrogen pertama di dunia. Kereta ini bahkan diklaim lebih ramah lingkungan.

diperbarui 19 Okt 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2018, 07:00 WIB
FOTO: Kereta Api Hidrogen Pertama di Dunia
Kereta api bertenaga hidrogen pertama di dunia tiba di stasiun untuk memulai layanan komersial di Bremervoerde, Jerman, 16 September 2018. Dinamakan Coradia iLint, kereta ini dibuat oleh perusahaan asal Prancis, Alstom. (AFP / Patrik STOLLARZ)

Jakarta - Jerman akhirnya memiliki kereta hidrogen pertama di dunia. Kereta hidrogen ini baru saja menempuh rute perjalanan pertamanya dari stasiun Bremervörde di Niedersachsen. Tentu ini menjadi terobosan pertama di dunia teknologi transportasi.

Dilansir DW pada Jumat (19/10/2018), dua mesin Coradia iLint akan menggantikan kereta diesel pada rute 100 kilometer, yang menghubungkan kota Cuxhaven dan Buxtehude, dengan 14 kereta hidrogen lainnya yang akan diterapkan di seluruh negara bagian pada tahun 2021.

Mesin tipe baru tersebut diproduksi oleh perusahaan Perancis Alstom.

"Kereta hidrogen pertama di dunia memasuki layanan komersial dan siap untuk produksi berseri," kata CEO Alstom Henri Poupart-Lafarge saat upacara peresmian di Bremervörde, yang akan berfungsi sebagai tempat pengisian bahan bakar

Kereta api baru membawa tangki hidrogen dan sel bahan bakar di atas atap, dan menghasilkan listrik dengan menggabungkan hidrogen dan oksigen.

Kelebihan energi disimpan dalam baterai ion lithium. Mesin dapat menempuh jarak sekitar 1.000 kilometer tanpa pengisian bahan bakar dan mencapai kecepatan maksimum 140 kilometer per jam, mirip dengan kereta diesel.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Uap, Bukan Asap

FOTO: Kereta Api Hidrogen Pertama di Dunia
Kereta api bertenaga hidrogen pertama di dunia tiba di stasiun untuk memulai layanan komersial di Bremervoerde, Jerman, 16 September 2018. Kereta hidrogen ini dapat mencapai kecepatan maksimum 140 kilometer per jam. (AFP / Patrik STOLLARZ)

Namun, tidak seperti mesin yang lebih tua, kereta api hidrogen hanya menghasilkan uap dan air cair.

Produsen mengklaim kalau kereta api baru ini tidak bising dan biaya operasinya lebih murah.

"Tentu, membeli kereta hidrogen agak lebih mahal daripada kereta diesel, tetapi operasinya justru lebih murah," kata Stefan Schrank, manajer proyek di Alstom, kepada kantor berita AFP.

Negara bagian Niedersachsen akan membayar total 81,3 juta Euro atau sekitar 1,5 triliun Rupiah untuk proyek tersebut.

Ini sejalan dengan inisiatif jangka panjang Jerman untuk secara drastis mengurangi polusi dan meningkatkan penggunaan bahan bakar terbarukan hingga 2050.

Alstom mengatakan, bahwa negara-negara lain juga mencari untuk membeli kereta mereka, termasuk Inggris, Belanda, Denmark, Norwegia, Italia dan Kanada.

Reporter: DW Indonesia

Sumber: DW

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya