Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, seorang gamer profesional Counter Strike: Global Offensive (CS:GO) kedapatan berbuat curang ketika bertanding pada kompetisi esports tingkat dunia.
Adapun gamer pro yang kedapatan berbuat curang tersebut, yakni Nikhil "forsaken" Kumawat dari tim esports OpTic India.
Dilansir Dotesports, Senin (22/10/2018), insiden ini terjadi ketika tim OpTic India bertanding pada turnamen Extremesland Zowie Asia CS:GO 2018.
Advertisement
Baca Juga
Lewat akun Twitter resmi turnamen yang di-posting pada hari Jumat, tampak admin pertandingan berusaha memeriksa PC yang digunakan Kumawat.
Ketika diperiksa, tampak dia berusaha untuk menghapus cheat tersebut. Kamu bisa lihat lengkapnya di bawah ini.
The exact moment when admins at #eXTREMESLAND2018 caught forsaken and he attempted to delete the hack pic.twitter.com/rZG7aYBdbD
— CSGO2ASIA (@CSGO2ASIA) October 19, 2018
Karena tindakan tak jujur tersebut, tim OpTic India langsung didepak dari turnamen. Akibatnya, manajemen tim esports itu pun memutuskan untuk memecat Kumawat.
Satu Tim Bubar
Tak ingin ikut terlibat lebih jauh di dalam skandal yang memalukan tersebut, anggota lain tim OpTic India pun memutuskan untuk membubarkan diri.
— OpTic India (@OpTicIndia) October 19, 2018
Rekan satu tim Kumawat mengatakan, mereka sama sekali tidak mengetahui dia berbuat curang. Sebagai informasi, Kumawat menggunakan cheat yang diyakini sebuah program aimbot untuk membantu dirinya selalu tepat sasaran ketika menembak lawan.
Advertisement
Atlet eSports Profesional Harus Punya Otak Encer
Tak dapat dimungkiri, perkembangan eSports di Indonesia sejak tiga tahun belakangan ini berkembang pesat.
Alhasil, berbagai kompetisi yang diikuti oleh tim eSports dengan total hadiah luar biasa pun semakin marak digelar.
Terlepas dari iming-iming hadiah yang berjumlah miliaran rupiah, banyak orang yang tidak menyadari hal apa saja yang dibutuhkan seorang pemain agar menjadi atlet eSports profesional.
Salah satu hal terpenting yang harus dimiliki adalah 'otak encer' atau pintar.
"Otak atlet eSports itu meng-handel banyak gerakan dan keputusan ketika bermain di dalam gim, bila otaknya tidak 'encer' maka mereka akan kesulitan ketika bertanding," kata Kepala sekolah PSKD 1, Yohannes P Siagian yang Tekno Liputan6.com temui di Solo baru-baru ini.
Ia juga mengatakan, "Player eSports kita saat ini cukup 'encer' otaknya, namun mereka akan tergerus oleh pemain baru yang terlatih secara profesional lewat program-program di sekolah."
Pria berkacamata yang akrab dipanggil Pak Jo ini menjelaskan, pemain eSports lama di Tanah Air akan kalah oleh pemain baru bukan dalam hal kepintaran, tetapi karena attitude (tingkah laku).
"Saat ini yang sedang naik daun merupakan pemain profesional generasi ketiga atau keempat, sementara itu pemain pro generasi pertama dan kedua banyak yang memiliki masalah dengan attitude, padahal kemampuannya bagus," ucapnya menjabarkan.
"Kayak pemain bola saja, pemain yang muncul dari proses pembibitan di klub akan lebih unggul ketimbang pemain tarkam (antar kampung), kecuali ia mempunyai talent yang luar biasa," lanjutnya.
(Ysl/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: