Valuasi Grab Sentuh Rp 161 Triliun

Dengan sejumlah suntikan dana dari berbagai pihak, termasuk Hyundai, nilai valuasi Grab melebihi angka US$ 11 miliar atau Rp 161 triliun.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 09 Nov 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2018, 15:00 WIB
Resmi 'Dipoles', Apa yang Baru di Aplikasi Grab?
Ilustrasi Driver Grab dengan Helm Baru (Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza)

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi pemesanan transportasi Grab terus menanjak. Hal ini terbukti dari sejumlah pendanaan baru yang didapatkannya.

Jika diurutkan, Grab mendapatkan pendanaan dari perusahaan otomotif Korea, Hyundai, senilai US$ 250 juta atau setara Rp 3,6 triliun.

Hyundai pertama kali investasi di Grab pada Januari lalu. Baru-baru ini pembesut kendaraan itu bergabung dengan Microsoft dan Booking Holding (US$ 200 juta) memberikan pendanaan kepada Grab yang nilai totalnya mencapai US$ 3 miliar.

Juni lalu, Grab juga mengumumkan, investasi sebesar US$ 1 miliar dari Toyota. Pendanaan kian ditingkatkan menjadi dua kali lipatnya dengan investasi dari sejumlah investor lainnya seperti OppenheimerFunds, Ping An Capital, Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund, Lightspeed Venture Partner, dan lain-lain.

Kini paling baru, Grab mendapat dua pendaan dari Goldman Sachs Investment Partner dan Citi Venue. Dengan demikian, pada putaran baru ini, jumlah dana segar yang didapatkan Grab mencapai US$ 2,7 miliar.

Mengutip laman Tech Crunch, Jumat (9/11/2018), nilai valuasi Grab melebihi angka US$ 11 miliar atau Rp 161 triliun. Grab juga telah mengumpulkan lebih dari US$ 6 miliar dari investornya, termasuk SoftBank dan Didi.

Perusahaan mengklaim, kini aplikasinya sudah diunduh lebih dari 125 juta kali di delapan pasarnya di Asia Tenggara. Sampai saat ini, lebih dari 2,5 miliar kali perjalanan telah ditempuh Grab.

Padahal pada Juli lalu, masih di angka 2 miliar perjalanan. Dengan begitu, jumlah perjalanan naik setengah miliar dalam waktu tiga bulan.

 

Bantu Promosikan Mobil Listrik Hyundai di Asia

Grab
CEO Grab Anthony Tan bersama dengan Executive Vice Chairman Hyundai Motor Group Eisun Chung. (Foto: Bloomberg New Economy Forum).

Seperti Toyota, Microsoft, dan Booking, keterlibatan Hyundai dalam investasi Grab mencakup porsi strategis yang cukup besar, yakni kendaraan listrik.

Pasalnya, Grab akan bekerja sama dengan perusahaan Korea itu untuk memperkenalkan seri kendaraan listrik Hyundai dan Kia (yang juga milik Hyundai) di Asia Tenggara.

Masih di Singapura, Grab mengatakan strategi mobil listriknya termasuk menjalin komunikasi dengan pemerintah dan stakeholder di bidang infrastruktur guna menciptakan kondisi yang kondusif bagi mobil listrik. Misalnya terkait dengan jaringan pengisian daya, paket perbaikan untuk pengemudi, dan lain-lain.

Everyday Super App

Grab
Peluncuran fitur GrabFresh di aplikasi Grab bekerja sama dengan penyedia jasa belanja HappyFresh di Jakarta, Kamis (6/9/2018). Liputan6.com/Agustin S.W.

Pendanaan seri H yang didapat Grab juga disisihkan untuk membuat aplikasinya jadi Super App. Dalam hal ini, Grab bekerja sama berbagai pihak, membuat aplikasi yang serba bisa untuk penggunanya.

Tak sekadar transportasi, aplikasi Grab juga melayani pengiriman makanan, layanan sesuai permintaan, layanan pembayaran, dan lain-lain. Kemungkinan, juga dana yang dialokasikan untuk menghadapi kompetitornya, dalam hal ini Go-Jek yang berbasis di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, layanan Uber di Asia Tenggara resmi diakuisisi oleh Grab beberapa bulan lalu. Dengan ini, nantinya layanan Grab yang beroperasi di pasar-pasar milik Uber.

Pada saat yang sama, tantangan datang dari Go-Jek yang mendapatkan investasi senilai USD 2 miliar pada pendanaan putaran sebelumnya. Go-Jek telah memasuki pasar Vietnam dan Thailand beberapa waktu lalu, menyusul kemudian adalah Singapura.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya