Liputan6.com, Jakarta - Teleskop NASA, belum lama ini berhasil menangkap gambar dua objek yang diistilahkan dengan nama "Superbubble" di sebuah galaksi yang lokasinya berjarak jutaan tahun cahaya dari Bumi.
Jika objek 'bubble' yang ada di dekat Bumi mengandung sedikit udara atau gas, objek kali ini justru mengandung gas yang lebih berat.
Advertisement
Baca Juga
Astronom NASA percaya kalau objek Superbubble ini dibentuk saat kandungan lubang hitam supermasif terhempas, dan menciptakan energi partikel dari medan magnetik.
Maka itu, warna objek ini sangat unik, yakni berwarna ungu dengan pendaran putih bercahaya merona.
Kedua objek ini berlokasi di galaksi bernama NGC 3079, yang lokasinya sekitar 67 juta tahun cahaya dari Bumi.
Gambar yang diambil tersebut merupakan kombinasi dari data X-ray bantuan Chandra X-ray Observatory dan data optik teleskop Hubble milik NASA. Demikian dilansir Mirror pada Jumat (8/3/2019).
Lebih Penuh Energi
Partikel dari objek tersebut, kata astronom, lebih memiliki energi ketimbang dari partikel yang diciptakan partikel penumbuk hadron raksasa, di mana merupakan mesin akselerator partikel terkuat yang pernah diciptakan manusia.
Astronom juga percaya kalau objek Superbubble ini bisa menjadi sumber cahaya kosmik, yang menjadi partikel penuh energi.
Partikel penuh energi tersebut, diyakini bisa menciptakan 'shockwave', gelombang ledakan supernova yang bisa mengakselerasikan partikel ke energi lebih besar 100 kali dari yang diciptakan penumbuk hadron raksasa.
Advertisement
Teleskop Baru NASA Bisa Temukan 1.400 Planet Baru
Seperti diketahui, NASA sudah mempersiapkan teleskop terbarunya yang menggantikan teleskop lawas Hubble. Teleskop ini bernama "Wide-Field Infrared Survey Telescope" (WFIRST).
Tak tanggung-tanggung, mereka bahkan menghabiskan biaya dengan jumlah tidak main-main dalam membuat teleskop tersebut, yakni sebesar Rp 113 triliun.
Dilansir Mirror, Jumat (1/3/2019), NASA sendiri mengungkap teleskop barunya ini memiliki kemampuan luar biasa dalam mencari planet baru.
Tak tanggung-tanggung, NASA sesumbar kalau teleskop tersebut bisa mencari hingga 1.400 planet baru.
Adapun teleskop WFIRST memanfaatkan teknologi "Gravitational Microlensing", yakni teknik yang digunakan pada teori Albert Einstein soal relativitas umum.
Matthew Penny, astronom NASA di Ohio State Department of Astronomy, berkata teleskop tersebut bisa menjadi jawaban atas keingintahuan manusia tentang sistem Tata Surya yang begitu besar.
"Tata Surya sangat besar, kami tentu ingin tahu seberapa besar sistemnya. Untuk melakukan hal itu, kamiharus menciptakan teleskop dengan kemampuan yang lebih hebat, di mana WFIRST akan mencari lebih banyak planet dengan orbit yang lebih luas," kata Penny.
WFIRST, klaim Penny, memiliki kombinasi teknologi yang menakjubkan, di mana menggabungkan teknologi lensa wide field dengan resolusi tinggi, yang mampu membuatnya dapat mencari planet baru dengan teknik microlensing yang lebih tajam.
"WFIRST memungkinkan kami mencari jenis planet yang bisa saja belum pernah kami lihat sama sekali."
"Dengan demikian, kami akan memahami seperti apa jenis planet baru terbentuk, dan seberapa unik Tata Surya kita," tandas Penny.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: