5 Teknologi Revolusioner yang Mencuri Perhatian di Awal 2019

Kecanggihan teknologi ini tidak serta merta gadget, tetapi juga deretan terpecahkannya misteri ilmu pengetahuan dan juga terobosan medis.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2019, 08:00 WIB
Diklaim Aman, Teknologi Sidik Jari Ternyata Rentan Hacker
Ilustrasi Sidik Jari (occupycorporatism.com)

Liputan6.com, Jakarta - Tak bisa dimungkiri kalau semakin ke sini, perkembangan teknologi kian luar biasa. Di awal tahun ini bahkan telah banyak teknologi canggih yang lahir sebelum menginjak semester kedua.

Kecanggihan teknologi ini tidak serta merta gadget, tetapi juga deretan terpecahkannya misteri ilmu pengetahuan dan juga terobosan medis.

Nah, berikut 5 teknologi revolusioner yang muncul di awal 2019, seperti dilansir dari Listverse.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

1. Alkohol yang Tak Bikin 'Hangover'

Minuman Beralkohol Vodka
Ilustrasi Foto Minuman Keras Vodka (iStockphoto)

Para ilmuwan baru-baru ini berhasil mereplikasi minuman yang jika dikonsumsi dapat menghasilkan perasaan seperti mengonsumsi alkohol, tanpa ada rasa 'hangover' atau sakit pasca mabuk di pagi harinya.

Minuman ini bernama Alcarelle, yang mengandung molekul sintetis bernama alcosynth yang dapat langsung menyerang bagian otak yang mengaktifkan perasaan senang, sembari merangsang reseptor otak yang bernama GABA di mana hal inilah yang membuat kita merasakan mabuk.

Hal ini benar-benar replikasi apa yang dilakukan alkohol kepada otak kita kecuali ini bukan benar-benar alkohol sehingga tak ada hangover.

Penemu dari minuman ini adalah seorang profesor bernama David Nutt bersama ilmuwan bernama David Orren.

David sebelumnya merupakan periset di Pemerintahan Inggris tetapi dipecat karena mengklaim alkohol lebih berbahaya dari ekstasi. Sejak itu ia mengabdikan hidup mencari alternatif dari bahaya alkohol.

Alcarelle masih hanya tersedia di laboratorium dan tak akan bisa kita temui di pasaran sebelum diuji coba untuk masal dan diregulasi pemerintah.

2. Kulit Manusia Hasilkan Listrik

ilustrasi kulit gatal (istockphoto)
ilustrasi kulit gatal (istockphoto)

Ilmuwan percaya bahwa melanin, pigmen di bawah kulit kita yang punya kemampuan mewarnai kulit dan rambut kita, adalah platform yang bisa digunakan membangun implan bionik.

Di awal 2019 ini, hal ini pun benar direalisasikan. Menggunakan teknik baru yang, ilmuwan berhasil meningkatkan kemampuan pigmen kulit untuk menghantarkan listrik. Hal ini dilakukan oleh ilmuwan nano asal Italia yakni Paolo Tassini dan koleganya.

Hal ini akan jadi momen instrumental dalam bidan bioteknologi dan penanaman perangkat bioeletronik dalam tubuh manusia.

Pengimplanan manusia tak akan lagi menggunakan plat metal, dan menggunakan sesuatu yang secara alami diproduksi tubuh dan tidak ditolak sistem imun.

3. Penyembuhan Alzheimer

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Alzheimer dikenal sebagai salah satu penyakit yang tak ada obatnya. Namun para ilmuwan kini telah mendekati berhasil untuk mengembangkan penyembuhannya.

Para ilmuwan saraf di Picower Institute sesutan MIT telah menemukan cara menyembuhkan alzheimer di tikus. Hal ini dilakukan dengan cara memapari tikus dengan lampu berkedip dan suara ketukan yang cepat.

Kilatan lampu dan suara klik berkecepatan tinggi ini muncul untuk mengingkatkan keterampilan memori yang menurun karena Alzheimer.

Stimulus eksternal ini menginduksi gelombang otak yang secara positif mengubah komposisi protein di otak.

Meski demikian, para ilmuwan masih belum menemukan kombinasi yang tepat dari kilatan cahaya dan suara yang harus dipaparkan agar kapasitas otak meningkat maksimal.

Pengaplikasian di manusia pun belum dilakukan sehingga hal ini masih butuh banyak uji coba.

4. Pil Kontrasepsi Pria

Pil kontrasepsi
Pil kontrasepsi

Pil kontrasepsi lazimnya dikonsumsi wanita, namun kini kita akan segera mendapatkan versi pria dari pil KB tersebut.

Sebuah percobaan terbaru berhasil memproduksi sebuah obat yang dapat menurunkan level hormon yang memicu produksi sperma.

Percobaan yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Washington di Seattle, dilakukan dengan diberinya 40 orang partisipan sebuah kapsul dan juga makanan pendampung.

Tiga perempatnya mendapatkan sebuah obat kontrasepsi pria yang mereka kembangkan yakni 11-beta-MNDTC. Sisanya mendapatkan obat kosong atau placebo.

Dari sini, terbukti bahwa level hormon langsung menurun yang berpengaruh langsung kepada sedikitnya sperma yang dihasilkan.

Ditemukan juga bahwa tidak ada efek samping yang signifikan, meski di beberapa kasus terdapat pusing, libido yang merendah, dan disfungsi ereksi rendah. 

5. Pasien HIV Sembuh

[Bintang] Ilustrasi HIV
Meski sepele, kamu nggak boleh mengabaikan tanda seseorang terkena HIV ini ya. (Sumber Foto: POZ Magazine)

Seorang pasien di London telah mengukir sejarah setelah menjadi orang kedua yang sembuh dari penyakit HIV.

Sang pasien bebas dari virus mematikan tersebut setelah menerima transplantasi sumsum tulang.

Donor dari sel induk atau stem cells yang ditransplantasikan memiliki mutasi genetik ternyata tahan terhadap HIV.

Operasi sumsum ini sebenarnya sudah dilakukan hampir dua tahun yang lalu, tetapi di awal 2019 ini, HIV tidak muncul kembali meski tanpa meminum obat antiretroviral.

Sayangnya metode ini bukanlah hal yang bisa jadi metode penyembuhan masal. Pasalnya, terdapat rentetan risiko serius, dan pasien yang satu ini adalah salah satu yang beruntung. Orang pertama yang sembuh pun, yakni Timothy Brown, sembuh dengan cara ini.

Dengan ini, bisa dikatakan bahwa HIV sah telah bisa disembuhkan meski dengan cara yang ekstrem dan berisiko besar.

Reporter: Indra Cahya

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya