Liputan6.com, Jakarta - Ada yang berbeda dari foto-foto resmi Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev.
Meski sudah berusia 65 tahun, sang Presiden tampak mulus dalam foto. Banyak yang curiga kalau foto Tokayev diedit sedemikian rupa dengan aplikasi Photoshop.
Advertisement
Kantor berita RFE/RL, yang pertama kali menyadari hal itu. Untuk memeriksanya, mereka membandingkan foto yang diambil pemerintah Kazakhstan dengan foto jurnalis yang juga bertugas meliput berita saat itu.
Advertisement
Baca Juga
Hasilnya, ternyata foto tersebut benar diedit. Wajah Tokayev terlihat lebih mulus, kerutan serta lipatan dagu juga menghilang. Tokayev jadi tampak jauh lebih muda dari aslinya.
Seorang ahli Photoshop menyatakan kalau 100 persen wajah sang Presiden diedit dengan efek buram untuk meratakan permukaan kulit wajah.
Foto yang diperbincangkan ini, diambil saat sang Presiden bertemu dengan perwakilan Amerika Serikat William H. Moser pada Maret 2019.
Bukan foto ini saja, foto sebelumnya saat Tokayev bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Korea Moon Jae In, juga diedit hingga mulus.
Untuk informasi, Kassym-Jomart Tokayev resmi menjabat menjadi presiden Kazakhstan pada Maret 2019 lalu, menggantikan Nursultan Nazarbayev yang sudah berkuasa selama tiga dasawarsa. Tokayev akan menjabat hingga akhir April 2020 sesuai dengan konstitusi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Ini Dia Master Photoshop Asli Indonesia yang Foto Editannya Selalu Viral
Kamu tentunya kerap melihat foto editan kocak yang menampilkan selebritas papan atas.
Indra Hakim adalah salah satu Master Photoshop asal Indonesia yang karya-karyanya selalu kocak dan bikin geleng-geleng kepala.
Editan pria berusia 30 tahun ini seringkali bikin gempar media sosial Instagram. Bolong, biasa ia disapa teman kantornya, pun tak menduga karyanya bisa menghibur banyak orang.
Tahun lalu, tepatnya pada Agustus 2017 silam pria yang memiliki nama lengkap Indra Nulhakim bukanlah siapa-siapa. Pengikut Instagramnya hanya ratusan orang. Namun, selang 7 bulan ia tumbuh sebagai selebgram dengan 116.000 pengikut di Instagram.Â
"Saya dari SMA sudah kenal Photoshop, belajar ngedit foto secara autodidak dari buku," kata Indra saat disinggung pertamakali ia mengenal teknik edit foto.
Meski orangtua berasal dari Padang, Sumatera Barat, Indra lahir dan tumbuh di Matraman, Jakarta Timur. Masa SMA ia habiskan di toko buku dekat rumahnya dan juga warnet.
Kecintaannya membaca mengantarkan dirinya belajar secara autodidak teknik mengedit foto. Masa kuliahnya pun tak berjalan mulus, meski harus menyelesaikan masa kuliah sembari bekerja.
Disinggung mengenai editan foto artis, Indra pun mengakui jika pada awalnya ia menjadikan dirinya sendiri sebagai objek editan bersanding artis.
Namun menurut pria yang pernah diundang salah satu televisi swasta ini, editan foto Jokowi dan Taylor Swift, Rihanna berjilba hingga Cristiano Ronaldo berseragam minimarket yang mulai mendongkrak namanya.
Advertisement
Pengikut Instagram Kian Bertambah
Dalam hitungan bulan, pengikut Instagramnya melonjak drastis menyentuh angka seratus ribu orang. Indra pun kerap mendapat pesan dari pengikutnya, salah satunya meminta jasa edit foto.
"Banyak yang minta (dieditin) tapi saya nggak buka jasa. Saya edit foto saya sendiri, jadi tanggung jawab saya sendiri, kalau sama orang lain berat (tanggung jawabnya)," ujarnya.
Pria yang baru menikah tahun lalu ini mengakui bahwa banyaknya pengikut di Intagram sedikit berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya. Diledekin teman kantor, misalnya. Namun, bagi Indra tak ada perubahan dengan gaya hidupnya semenjak memiliki ratusan ribu pengikut di Instagram.
"Sama saja, tak ada yang beda seperti Indra yang dulu," tambahnya.
Kepopuleran bagi Indra tak lantas membuat pribadinya menjadi jumawa. Indra lebih memilih bijak mengatur waktu, antara sosial media dan bekerja. "Dengan banyaknya pengikut di Instagram, saya bisa berbagi ilmu dengan yang lainnya. Positifnya sih itu," kata Indra.
Disinggung fenomena semakin banyak warganet yang mulai mengedit foto artis, Indra melihatnya dari dua sisi positif dan negatif. Baiknya sekarang ia memiliki teman dengan kesukaan yang sama, namun ada hal yang harus tetap diperhatikan. "Berkarya sih bebas, tapi lebih musti dikontrol lagi," ujarnya.
(Tik/Jek)