Startup Jepang Kumpulkan Data Sebaran Organisme di Seluruh Dunia

Sebuah agritech startup asal Jepang berupaya mengumpulkan data sebaran organisme (makhluk hidup) di seluruh dunia

oleh M Hidayat diperbarui 09 Okt 2019, 18:30 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2019, 18:30 WIB
Pendiri Biome, Shogoro Fujiki, PhD
Pendiri Biome, Shogoro Fujiki, PhD. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Biome, sebuah agritech startup asal Jepang, berupaya mengumpulkan data sebaran organisme (makhluk hidup) di seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah platform bisnis yang berfokus pada pasar keanekaragaman hayati.

Pada praktiknya, Biome mengembangkan sebuah kecedasan buatan yang diklaim dapat mengidentifikasi nama dari (hampir) semua organisme di dunia.

Ditemui di Tech in Asia 2019 Regional Conference di Jakarta Convention Center, Shogoro Fujiki selaku pendiri dan CEO dari Biome mengatakan bahwa demi menciptakan pangkalan data untuk startup yang dia dirikan, dia bolak-balik ke Indonesia dan Malaysia.

"Saya pernah ke bolak-balik Jepang-Borneo (Kalimantan dan Malaysia) selama lima tahun. Keanekaragaman hayati di sana termasuk tinggi," ujar pria yang menyandang titel PhD di bidang agrikultur tersebut.

Saat ini aplikasi Biome tersedia di Google Play Store dan Apple Store. Tekno Liputan6.com pun mencoba untuk memasang aplikasi itu.

Tampilan aplikasi pangkalan data spesies flora dan fauna Biome. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Satu-satunya kekurangan menurut kami adalah ketiadaan setelan bahasa Inggris. Seluruh tampilan antarmuka pengguna (user interface) dibuat di dalam bahasa Jepang.

"Memang, sementara ini kami baru menyediakan versi bahasa Jepang saja. Mudah-mudahan tahun depan kami bisa sediakan opsi bahasa Inggris," ujar Fujiki.

Cara Kerja Biome

Menurut kami, aplikasi ini mirip seperti Instagram. Pengguna dapat mengunggah foto ke Biome dan pengguna lainnya bisa menuliskan komentar atau menyukai foto tersebut. 

Selebihnya, aplikasi Biome akan mengidentifikasi nama ilmiah dari foto hewan atau tumbuhan yang diunggah. Ada pula fitur peta habitat di mana organisme itu hidup. 

Fitur menarik lainnya termasuk komunitas pecinta keanekaragaman hayati dan acara-acara khusus.

Sebagai informasi, Biome didirikan pada Mei 2017 lalu. Saat ini Biome berbasis di kota Kyoto.

(Why/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya