Avast Matikan Anak Perusahaan Penjual Data Pengguna

Avast telah mengumumkan anak perusahaannya yang ketahuan menjual data pengguna telah dimatikan.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 31 Jan 2020, 17:30 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2020, 17:30 WIB
Avast
Ilustrasi Avast Antivirus Nitro Update (avast.com)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, Avast dilaporkan telah kedapatan menjual data penelusuran data pengguna melalui anak perusahaannya, Jumpshot. Informasi ini pertama kali diketahui dari investigasi Motherboard dan PC Mag.

Setelah temuan itu, Avast pun mengumumkan telah mematikan layanan Jumpshot. Dikutip dari Engadget, Jumat (31/1/2020), CEO Avast Ondrej Vlcek mengatakan langkah ini diambil sebab misi perusahaan adalah membuat penggunanya merasa aman dan mampu mengontrol privasinya.

"Pada dasarnya, praktik apa pun yang melanggar kepercayaan pengguna tidak dapat diterima di Avast. Jadi, kami memutuskan untuk menghentikan pengoperasian Jumpshot," tutur Ondrej menjelaskan.

Lebih lanjut Ondrej mengatakan pengguna tidak akan mengalami perubahan apa pun setelah pemberhentian Jumpshot ini.

Sebelumnya, Jumpshot dilaporkan mampu melacak klik dan aktivitas online pengguna ke berbagai laman web di internet. Meski data yang dikumpulkan tidak spesifik, setiap riwayat penggunaan dipasangkan ID khusus yang tetap akan muncul.

Adapun beberapa pelanggan Jumpshot sebelumnya dan saat ini, termasuk sejumlah klien potensialnya termasuk Google, Yelp, Microsoft, Pepsi, dan masih banyak lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bantahan Avast

Internet
Ilustrasi internet. (Doc: CNET)

Menanggapi hal tersebut, juru bicara Avast mengatakan Jumpshot tidak menyimpan "informasi pribadi pengguna, termasuk nama, alamat email, atau detail kontak."

Avast menyebutkan, pengguna selalu memiliki opsi untuk memilih tidak membagikan data mereka dengan Jumpshot.

"Mulai Juli 2019, kami sudah mulai menerapkan pilihan untuk membagikan atau tidak data pengguna di semua unduhan antivirus milik perusahaan yang akan selesai pada Februari 2020," ucapnya.

Informasi, Avast sempat mengalami masalah ketika kedapatan extention di browser mengumpulkan lebih banyak data pengguna daripada yang diperlukan. Karenanya, Avast pun sempat dihapus (sementara) dari web store di browser.

(Dam/Why)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya