Sepak Terjang Herman Widjaja dari Microsoft hingga Tokopedia

Herman Widjaja menjabat sebagai Senior Vice President of Engineering Tokopedia sejak 1,5 tahun lalu.

oleh Andina Librianty diperbarui 31 Jan 2020, 13:30 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2020, 13:30 WIB
Tokopedia
Senior Vice President of Engineering Tokopedia, Herman Widjaja, saat ditemui di Jakarta, Kamis (30/1/2020). (Liputan6.com/ Andina Librianty)

Liputan6.com, Jakarta - Tokopedia mempercayakan pimpinan urusan teknologi kepada Herman Widjaja. Pria yang telah melalangbuana selama 13 tahun di perusahaan-perusahaan teknologi dunia ini merupakan Senior Vice President of Engineering Tokopedia sejak 1,5 tahun lalu.

Herman mengawali karier di industri teknologi setelah lulus dari Monash University, Australia, pada 2002. Ia menempuh pendidikan di jurusan Computer Science and Engineering selama empat tahun.

Setelah lulus kuliah dan bekerja selama beberapa tahun di Australia, Herman akhirnya mendapatkan pekerjaan di kantor pusat Microsoft di Redmond, Washington, Amerika Serikat (AS), pada 2005. Selama hampir 10 tahun di sana, ia berada di divisi Windows dengan jabatan mulai dari staf hingga senior engineer yang memimpin tim cukup besar.

Selama di Microsoft, ia menangani berbagai versi Windows, termasuk Vista dan Windows 7. Ia memutuskan hengkang dari Microsoft di pertengahan pengembangan Windows 10 menjelang akhir 2014.

Pengundurandirinya didasari oleh alasan ingin belajar lebih banyak hal tentang berbagai platform lain di luar Windows.

"Di Microsoft saya belajar banyak hal, terutama bagaimana teknologi itu berkembang. Seorang engineer harus memiliki interpersonal skill, harus bisa memimpin dan menjual ide. Itu semua saya pelajari di Microsoft selama hampir sepuluh tahun," tutur Herman saat ditemui di Tokopedia Tower, Kamis (30/1/2020).

"Saya memutuskan keluar karena ingin menantang diri dan belajar platform lain. Lalu saya pindah ke Amazon untuk Kindle book, dan saya belajar pengembangan lintas platform dari Android, iOS, web, serta lainnya," sambungnya.

Setelah bekerja selama enam bulan di Amazon, Herman mendapat tawaran untuk mengembangkan Oculus VR milik Facebook. Ia bekerja di perusahaan tersebut sejak Maret 2015 hingga Mei 2016.

Hingga akhirnya pada 2016 ia memutuskan untuk berlabuh di Google sebagai Senior Engineering Manager di kantor pusatnya di Mountain View, California, selama satu setengah tahun.

"Setelah satu tahun di Oculus, saya akhirnya pindah ke Google untuk mengerjakan AR (Augmented Reality). Saya suka tantangan, jadi ketika ditawari itu sangat menarik dan memutuskan ke sana selama 1,5 tahun," jelasnya.

Pulang Kampung

Tokopedia
Senior Vice President of Engineering Tokopedia, Herman Widjaja. (Liputan6.com/ Andina Librianty)

Pengalaman Herman selama 13 tahun di raksasa teknologi AS, dan pasar Indonesia yang sedang berkembang membuatnya memutuskan untuk pulang kampung. Ia ingin menjadi bagian dalam pembangunan industri digital Tanah Air menjadi pasar yang maju dengan Sumber Daya Manusia (SDM) kelas dunia.

Potensi ekonomi digital Indonesia yang besar, kata Herman, dilihatnya ketika Facebook pada 2014 memasukkan Indonesia sebagai next billion users.

"Dari tidak ada yang tahu pada 2004, menjadi tahu soal Indonesia pada 2014, bahkan menjadi visi perusahaan. Indonesia menjadi negara ke empat yang mengalami pertumbuhan besar. Timbul pertanyaan, kenapa saya di sana (AS)," ungkap Herman.

Herman kembali ke Indonesia pada 2017, sebelum akhirnya bergabung dengan Tokopedia pada Mei 2018. "Setelah mengobrol dengan istri, saya akhirnaya meutuskan untuk kembali ke Indonesia. Saya memiliki mimpi yang sama dengan Tokopedia, bagaimana nanti Indonesia menjadi mature market yang maju dengan SDM kelas dunia," katanya.

Menurutnya, kualitas SDM Indonesia tidak kalah bagus dari negara-negara maju seperti di AS. Ia pun berharap dalam lima tahun ke depan akan lebih banyak diaspora pulang ke Indonesia untuk membangun bersama-sama.

"Selama tiga tahun ke belakang, kita melihat keseruan ekonomi digital, modernisasi. Saya sudah lama di luar negeri sebagai tech professional, dan kalau dilihat orang-orang Indonesia itu pintar, ada banyak yang bekerja di perusahaan-perusahaan ternama di luar negeri. Saya mengajak diaspora pulang setidaknya lima tahun ke depan, ayo bangun Indonesia karena pasarnya seru sekali di sini," jelasnya.

Perkembangan Tokopedia dan SDM Indonesia

Tokopedia
Logo Tokopedia. (Liputan6.com/ Andina Librianty)

Ia mengungkapkan memiliki pengalaman yang sangat menarik selama 1,5 tahun di Tokopedia. Perusahaan e-commerce tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Tokopedia merupakan salah satu unicorn startup di Indonesia.

"Di sini seru sekali, saya sangat bersemangat karena problem space-nya juga seru sekali. SDM juga bagus, bukan hanya gigih, tapi juga pintar. Namun, kita tetap harus belajar dari negara maju karena kadang masih malu untuk bertanya, melangkah, tapi sebenarnya engineer Indonesia jago," kata pria yang lulus dari SMA di Jakarta pada 1997 tersebut.

Tokopedia, katanya, saat ini memiliki ribuan engineer dengan sebagian besar adalah orang Indonesia. Hal ini menggambarkan kreativitas, kepintaran, dan kehebatan SDM Indonesia. Tokopedia saat ini memiliki 90 juta pengguna aktif bulanan dengan 7,2 juta merchant per Januari 2020. Jumlah pengguna aktif bulanan naik dari 4 juta pada 1,5 tahun lalu.

Ia pun menyambut baik program SDM unggul yang menjadi prioritas utama Presiden Joko Widodo selama lima tahun ke depan. Harapannya, Indonesia akan unggul dengan SDM dan dikenal sebagai pasar yang matang tidak hanya di wilayah Asia.

"Itu yang menjadi cita-cita saya. Saya tidak hanya ingin membantu membangun Tokopedia, tapi juga membantu pertumbuhan talenta digital di Indonesia," ungkapnya.

(Din/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya