Xiaomi Tarik Pembaruan Android 10 untuk Mi A3

Xiaomi dilaporkan menarik kembali pembaruan OS Android 10 untuk Xiaomi Mi A3. Hal ini disebabkan muncul masalah dalam peluncuran software tersebut.

oleh Andina Librianty diperbarui 04 Mar 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2020, 11:00 WIB
Xiaomi Mi A3
Xiaomi Mi A3. (Doc: Xiaomi)

Liputan6.com, Jakarta - Xiaomi dilaporkan menarik kembali pembaruan OS Android 10 untuk Xiaomi Mi A3. Hal ini disebabkan muncul masalah dalam peluncuran software tersebut.

Dilansir GSM Arena, Rabu (4/3/2020), Mi A3 mulai menerima notifikasi untuk Android 10 selama akhir pekan lalu. Namun, beberapa pengguna awal melaporkan setelah memasang OS tersebut, ponsel menjadi tidak responsif.

Masalah tersebut dialami cukup banyak pengguna, sehingga Xiaomi dilaporkan memutuskan menarik kembali pembaruan tersebut. Perusahaan akhirnya hanya memberikan paket keamanan baru, tapi smartphone masih menjalankan Android Pie.

Secara teori, ponsel Mi A3 seharusnya mendapatkan dark mode, navigasi gesture baru, kontrol privasi yang lebih baik, dan berbagai fitur yang seharusnya dimiliki smartphone berbasis Android 10.

Namun, satu pengguna melaporkan bahwa setelah memasang pembaruan, layar perangkatnya justru menjadi tidak responsif.

Pengguna lain melaporkan telah mengunduh pembaruan OS, tapi hanya mendapatkan patch keamanan terbaru. Berdasarkan Xiaomi Customer Care, ada banyak keluhan dan pembaruan akan dirilis kembali setelah selesai mengatasi masalah tersebut.

Huawei, Xiaomi, Oppo dan Vivo Bikin Toko Aplikasi untuk Lawan Play Store

Kantor Xiaomi di Maofanglu Road, Beijing. Tempat Vice President International Xiaomi Hugo Barra beraktivitas. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani
Kantor Xiaomi di Maofanglu Road, Beijing (Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani)

Lebih lanjut,  Huawei, Xiaomi, Oppo, dan Vivo tengah bekerja sama untuk mengembangkan sebuah platform aplikasi mandiri. Platform ini nantinya memungkinkan para pengembang di luar Tiongkok untuk menempatkan aplikasi.

Mengutip Reuters, keempat perusahaan ini tergabung dalam Global Developer Service Alliance (GDSA). Platform ini bertujuan untuk mempermudah para pengembang gim, musik, film, dan lainnya untuk memasarkan aplikasi mereka di luar negeri.

Menurut salah satu sumber, mulanya GDSA akan diluncurkan pada Maret tahun ini. Namun, sampai saat ini masih belum jelas mengingat tengah mewabahnya virus corona.

Platform ini bisa digunakan di sembilan negara, termasuk di antaranya Indonesia, India, dan Rusia.

(Din/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya