Liputan6.com, Jakarta - Facebook pada Selasa (7/4/2020) merilis aplikasi pesan baru untuk pasangan bernama Tuned. Pengguna melalui aplikasi ini bisa mengirim pesan, membagikan foto dan musik, serta memiliki linimasa (timeline) berbagai memori yang dibagikan.
Dilansir dari Reuters, Kamis (9/4/2020), berdasarkan data Sensor Tower, aplikasi Tuned saat ini hanya tersedia di App Store Apple di Amerika Serikat (AS) dan Kanada.
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan, Tuned dibuat oleh tim kecil di dalam Facebook bernama New Product Experiementation (NPE). Tim ini bertugas membuat produk media sosial dari awal.
NPE menggambarkan aplikasi tersebut sebagai "Ruang pribadi di mana Anda dan orang penting Anda bisa menjadi diri sendiri."
Sensor Tower mengungkapkan, Tuned saat ini berada di peringkat 872 di AS, dan 550 di Kanada di kategori jejaring sosial.
Menkominfo: Hoaks soal Covid-19 Paling Banyak Beredar di Facebook
Lebih lanjut, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, mengungkapkan hoaks terkait Covid-19 paling banyak menyebar melalui Facebook. Hal ini dipaparkan Johnny saat Rapat Kerja Kemkominfo dengan Komisi I DPR RI yang ditayangkan secara online, Selasa (7/4/2020) sore.
Berdasarkan data Kemkominfo yang dipaparkan Johnny, sepanjang periode 23 Januari hingga 6 April 2020, ada 1.096 hoaks terkait virus Corona baru dan penyakit Covid-19.
Dari jumlah itu, 759 hoaks menyebar lewat platform Facebook, 10 hoaks dan disinformasi menyebar melalui Instagram, 321 hoaks tersebar di Twitter, dan 6 hoaks menyebar di YouTube.
Berdasarkan data tersebut, Kemkominfo mengajukan permintaan take down kepada Facebook, Twitter, dan Google sebagai pengelola platform terkait.
Kini, 303 dari 759 hoaks ditindaklanjuti Facebook, 3 dari 10 hoaks ditindaklanjuti Instagram, dan 53 dari 321 hoaks sudah di-take down oleh Twitter.
Sisanya, kata Johnny masih dalam proses penindaklanjutan. Sementara untuk YouTube, belum ada konten hoaks yang diturunkan.
"Di YouTube ada 6 isu hoaks, (Kemkominfo) mengajukan 6 (untuk take down), namun beluma ada yang dilakukan, jadi ada 6 isu hoaks di YouTube yang masih perlu diproses lebih lanjut," tutur Johnny.
(Din/Why)
Advertisement