Projo Bersiap Jadi Partai Politik, Pembuktian Jokowi Masih Kuat?

Pengguna Android Diminta Hapus 11 Aplikasi Jahat yang Disusupi Malware Joker, Ini Daftarnya

Peneliti dari Check Point menemukan 11 aplikasi yang bisa menginfeksi smartphone dengan malware Joker.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 12 Jul 2020, 11:54 WIB

Diterbitkan 12 Jul 2020, 11:54 WIB

Android malware (ist.)

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti keamanan meminta pengguna Android menghapus 11 aplikasi berbahaya yang mungkin sudah diinstal di perangkatnya.

Para peneliti keamanan yang dimaksud adalah peneliti dari Check Point yang belum lama ini menemukan 11 aplikasi yang bisa menginfeksi smartphone dengan malware Joker.

Mengutip laman Check Point, Minggu (11/7/2020), para peneliti memberi penjelasan, Joker merupakan salah satu jenis malware menonjol di Android.

"Malware ini terus berupaya menemukan jalannya ke toko aplikasi resmi Google karena kodenya terus berubah. Dengan begitu, malware ini mampu melewati keamanan Play Store dan pemeriksaan keamanan," kata peneliti keamanan Check Point Aviran Hazum.

Menurut peneliti, para aktor di balik malware Joker ini mengadopsi teknik lama dari ancaman PC ke mobile untuk deteksi dari pihak Google.

Berusaha Membuat Pengguna Langganan Aplikasi Premium

Mazar, malware yang mampu hapus data smartphone lewat SMS (Foto: PhoneArena)

Malware Joker disebut-sebut berupaya membuat pengguna berlangganan ke versi premium aplikasi tertentu tanpa sepengetahuan mereka.

Untuk melancarkan tujuannya, Joker meggunakan dua komponen utama, yakni Notification Listener yang merupakan bagian dari aplikasi asli. Komponen lain adalah dex file yang di-load dari server C&C, tujuannya untuk melakukan registrasi pengguna ke layanan.

Agar tidak ketahuan, penjahat siber menyembunyikan file dex di dalam aplikasi, sebagai string yang disandikan Base64 dan siap diterjemahkan.

Lebih lanjut disebutkan pula bahwa malware Joker bersembunyi di 11 aplikasi berbahaya. Seperti disebutkan, Joker pun akan membuat pengguna smartphone berlangganan ke layanan premium tanpa pengetahuan atau persetujuan dari mereka.