Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, tim peneliti keamanan dari perusahaan Check Point menemukan dua jenis malware yang menginfeksi sejumlah aplikasi di Google Play Store.
Adapun jenis malware baru tersebut bernama Haken, sementara yang lainnya adalah Joker--beberapa waktu lalu sempat bikin gempar pengguna Android.
Kedua jenis malware ini termasuk ke dalam kategori "clicker", yang berarti mereka mampu mengambil alih perangkat dan tanpa diketahui pengguna meniru aktifitas mengeklik pada saat muncul iklan.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, mereka juga dapat mengakses dan mencuri sejumlah data penting, termasuk apa pun yang ditampilkan di layar atau tersimpan di dalam perangkat.
Selain mencuri data pribadi, malware ini juga dapat mendaftarkan korbannya untuk berlangganan premium tanpa persetujuan pengguna. Demikian yang dikutip dari Check Point via Digital Trends, Senin (24/2/2020).
Â
Menyamarkan Diri
Berdasarkan para peneliti keamanan, aplikasi yang mengandung malware ini terlihat seperti aplikasi biasanya di Google Play Store.
Mereka menyamarkan diri sebaai aplikasi kamera dan beberapa ditujukan untuk anak-anak, yang memang belum mampu mengidentifikasi tanda aplikasi tersebut berbahaya.
Berikut ini adalah delapan aplikasi yang dimaksud:
- Kids Coloring
- Compass
- qrcode
- Fruits coloring book
- Soccer coloring book
- Fruit jump tower
- Ball number shooter
- Inongdan
Peneliti juga memperkirakan, delapan aplikasi berbahaya ini telah diinstal pada lebih dari 50.000 perangkat Android.
Advertisement
Makin Banyak Muncul Malware di Play Store
Jika dibandingkan dengan pengguna Android secara global, jumlah ini memang tidak besar.
Namun, ketika dipertimbangkan dalam konteks betapa umumnya malware muncul di Play Store, angka tersebut cukup mengkhawatirkan.
Pada September 2019 saja, ditemukan ada 25 aplikasi Android berbahaya dengan total lebih dari 2 juta kali diunduh.
Kemudian pada Oktober di tahun yang sama, ada 42 aplikasi berbahaya di Play Store sudah di download lebih dari 8 juta kali.
Â
Sudah Dihapus dari Play Store
Lebih lanjut, kedelapan aplikasi tersebut sekarang telah dihapus dari Play Store.
Meski begitu, ini dapat menjadi untuk berhati-hati saat mengunduh aplikasi Android karena malware itu dapat bersembunyi di aplikasi yang tampaknya sah.
"Beberapa pengembang aplikasi telah menemukan metode yang cerdik untuk menyembunyikan 'rahasia' tentang aplikasi mereka dari pengawasan Google," tulis peneliti Check Point dalam sebuah posting blog.
"Ditambah dengan ekosistem Android yang terfragmentasi, di mana sejumlah besar produsen perangkat jarang menawarkan pembaruan OS, pengguna tidak dapat mengandalkan fitur keamanan Google Play saja untuk memastikan perangkat mereka terlindungi."
(Ysl/Why)
Advertisement