Indonesia Terbanyak Mendapat Serangan Email Spam di Asia Tenggara

Melihat berbagai sektor pekerjaan dilakukan secara daring, hal ini membuka celah bagi penjahat siber. Indonesia terbanyak mendapat serangan email spam se-Asia Tenggara terkait Covid-19.

oleh Arief Rahman H diperbarui 07 Jan 2021, 15:30 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2021, 15:30 WIB
Ilustrasi Email, Gmail. Kredit: gabrielle_cc via Pixabay
Ilustrasi Email, Gmail. Kredit: gabrielle_cc via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 yang melanda secara global mengharuskan berbagai kegiatan dilakukan secara daring. Mulai dari sekolah, pekerjaan, hingga sektor jual-beli. Hal ini menjadikan penggunaan email sebagai prioritas di beberapa sektor.

Mengacu data yang dikeluarkan oleh Trend Micro, Indonesia menjadi negara yang paling banyak mendapatkan serangan email spam terkait Covid-19. Selain itu, Indonesia juga menempati posisi pertama di dunia mendapatkan serangan malware.

Pada Kuartal III 2020, Trend Micro mencatat sebanyak 11.889 serangan email spam terjadi di Indonesia dan 11.088 serangan malware terkait Covid-19.

Country Manager Trend Micro Indonesia, Laksana Budiwiyono mengatakan, pandemi menjadi ajang bagi penjahat siber untuk mencari keuntungan yang besar, terlebih pada sektor kesehatan dan keuangan.

“Kaitannya dengan covid-19, ini akan terjadi sepanjang tahun, jadi ini akan dimanfaatkan. Penjahat siber akan memanfaatkan kondisi ini, termasuk misinformasi. Langkahnya akan sabotase produksi dan rentan bagi industri kesehatan,” kata Laksana.

 

Waspadai Iklan

Bagi pelaku usaha atau aktif menggunakan berbagai aplikasi, tentu sudah sering mendapatkan kiriman email berupa iklan. Iklan juga dapat ditemukan ketika orang menjelajah di internet.

Namun, hal ini perlu diwaspadai karena iklan dapat menjadi celah bagi penjahat siber. Presale Consultant Trend Micro Indonesia, Teguh Wilidarma mengatakan, iklan dapat jadi sarana untuk penjahat siber mencari informasi detil calon korban.

“Iklan ini bisa masuk lewat berbagai macam cara, paling sering menggunakan email. Mengidentifikasinya dengan cara lebih menarik minat si korban, jadi perlu diwaspadai,” kata Teguh.

Terkait mengembalikan data yang telah dirusak oleh malware atau ransomware, ia mengaku ransomware termasuk yang sulit untuk datanya dikembalikan dan jadi favorit para penjahat siber.

“Banyak banget jenisnya, tidak semuanya punya pola yang sama. Perlu diketahui apa jenisnya. Kalau ransomware, dari Trend Micro sendiri telah memiliki keytools untuk mengatasi itu,” ujar Teguh.

Langkah Antisipasi

Pertama, mendorong edukasi dan pelatihan bagi karyawan agar lebih memahami tentang bagaimana cara terbaik dalam menjaga keamanan perusahaan ketika membawa pekerjaan ke rumah, termasuk pelarangan untuk menggunakan perangkat pribadi.

Lalu, mempertahankan kontrol akses yang ketat untuk jaringan perusahaan maupun jaringan rumah, termasuk zero trust atau tidak mudah mempercayai sumber.

Kemudian, meningkatkan best practice keamanan dan program manajemen patch. Terakhir, meningkatkan deteksi ancaman dengan ahli keamanan untuk melindungi pekerjaan di cloud, email, PC, jaringan, dan server sepanjang waktu

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya