Liputan6.com, Jakarta - Tesla Model S yang menabrak sebuah pohon dan terbakar, baru-baru ini di Texas, Amerika Serikat, kemungkinan besar ada pengemudinya. Demikian menurut klaim eksekutif Tesla.
Komentar perusahaan tentu bertolakbelakang dengan pernyataan polisi yang mengatakan tidak ada pengemudi yang ditemukan pada Tesla lansiran tahun 2019 itu.
Baca Juga
Lars Moravy, wakil presiden teknik kendaraan Tesla, mengatakan bahwa perwakilan perusahaan dapat menginvestigasi kecelakaan itu, bersama dengan penegak hukum setempat serta penyelidik dari National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) dan National Transportation Safety Board (NTSB).
Advertisement
Moravy menuturkan roda kemudi pada mobil itu "cacat", yang mana bisa disimpulkan bahwa ada seseorang di kursi pengemudi pada saat kecelakaan itu terjadi. Demikian sebagaimana dilaporkan The Verge, Selasa (27/4/2021).
"Semua sabuk pengaman pasca-tabrakan ditemukan tidak terikat. Sistem bantuan pengemudi canggih Tesla, Autopilot, hanya dapat beroperasi jika sabuk pengaman diikat," tambah Moravy menegaskan.
Terlait hal ini seorang juru bicara NHTSA menolak berkomentar, sementara perwakilan NTSB juga belum menanggapi pernyataan dari Tesla.
Tewaskan 2 Orang
Dua orang menjadi korban meninggal dalam kejadian ini. Salah satu korban tewas adalah seorang pria yang duduk di kursi penumpang depan mobil. Penumpang lain yang juga meninggal dunia adalah orang yang ada di kursi belakang.
Polisi Harris County Precinct 4, Mark Herman mengatakan, "tidak ada pengemudi" yang ditemukan pada Tesla tahun 2019 ini. Tesla tersebut adalah kendaraan yang sepenuhnya bertenaga listrik saat kecelakaan terjadi.
Belum jelas juga apakah mobil itu telah mengaktifkan sistem bantuan pengemudi autopilot atau tidak. Pihak Tesla sendiri belum memberikan respon atas permintaan komentar.
Setidaknya ada 23 kecelakaan terkait kendaraan dengan kemudi autopilot yang tengah diselidiki oleh National Highway Traffic Safety Administrasi atau otoritas keselamatan jalan raya AS.
Dari ke 23 kecelakaan, disebutkan kecelakaan kendaraan Tesla inilah yang paling fatal, apalagi tidak ada pengemudi yang duduk di kursi setir.
Sebelumnya Tesla memperingatkan kepada pengguna, autopilot bukanlah sistem penggerak otonom dan masih membutuhkan perhatian terus menerus dari pengemudi saat digunakan.
Advertisement
Sempat Kena Tegur
Mobil Tesla hanya memeriksa apakah ada orang yang memperhatikan kemudi autopilot dengan sensor yang mengukur torsi di roda kemudi, sehingga menyisakan ruang untuk penyalahgunaan.
Gara-gara hal ini, Tesla sempat kena tegur dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional pada tahun lalu.
Tesla pernah memberikan panduan untuk responden pertama yang mengalami kebakaran melibatkan baterai kendaraan listriknya. Reignition baterai dianggap bisa menjadi masalah.
Pasalnya tidak seperti kendaraan bertenaga gas, meski apinya padam baterai mobil listrik tetap memiliki energi yang tersimpan.
Panduan Tesla menyarankan lebih baik membiarkan api padam alih-alih terus mencoba memadamkannya.
Elon Musk Tolak Saran Engineer
CEO Tesla Elon Musk pernah menolak saran dari teknisi Tesla untuk menambahkan pemantauan keamanan lebih baik untuk autopilot, misalnya melalui pelacak mata atau sensor tambahan di roda kemudi. Kala itu Elon Musk menyebut teknologi yang disarankan tidak efektif.
Kemudian pada 2018, Elon Musk menyebut Tesla akan merilis data keamanan mengenai fitur autopilotnya secara teratur.
"Ketika ada kecelakaan serius, hampir selalu kasusnya adalah pengguna yang berpengalaman dan masalahnya lebih pada rasa puas diri," kata Elon Musk pada 2018.
Elon Musk mengatakan, pengalaman tersebut yang membuat pengemudi merasa tahu lebih banyak mengenai autopilot ketimbang para engineer Tesla itu sendiri.
(Isk/Ysl)
Advertisement