Digitalisasi Bantu Toko Sayur Neneng Bangkit Lagi Usai Terdampak Pandemi

Neneng mengatakan bahwa digitalisasi membantu usaha toko sayur yang dirintis orangtuanya bangkit lagi setelah tutup akibat pandemi

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 21 Sep 2021, 08:30 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2021, 08:30 WIB
Neneng Nurmayanti, pemilik Toko Sayur Mayur Ibu War (Dok. Grab Indonesia)
Neneng Nurmayanti, pemilik Toko Sayur Mayur Ibu War (Dok. Grab Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Neneng Nurmayanti, pemilik Toko Sayur Mayur Ibu War mengatakan bahwa digitalisasi membantu usaha jualan sayurnya bangkit setelah terdampak pandemi, bahkan sempat menghasilkan omset Rp 18 juta dalam sehari.

Dalam siaran pers Grab, ditulis Selasa (21/9/2021), wanita 23 tahun itu mengatakan bahwa awalnya Toko Sayur Mayur Ibu War dirintis oleh orangtuanya 30 tahun yang lalu.

Namun, usaha yang terletak di bilangan Tebet ini harus tutup akibat pandemi Covid-19, sebagai dampak dari regulasi pemerintah. Hal itu menghantam keluarga Neneng dan kondisi finansial orangtuanya.

Melihat adanya peluang di platform online, Neneng pun memilih melepas beasiswa kepolisiannya dan mengambil alih usaha orangtuanya.

Demi menyelamatkan usaha sayur mayur orangtuanya, Neneng mendaftarkan Toko Sayur Mayur Ibu War di platform marketplace dan bergabung di GrabMart pada Juni 2020.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tak Cuma Jualan Sayur

Ilustrasi sayuran, membuat sayur asem
Ilustrasi sayuran, membuat sayur asem. (Photo by Randy Fath on Unsplash)

Neneng pun berharap dengan langkah itu, dia bisa melayani pesanan para langganan, serta mencakup konsumen yang lebih luas.

"Saya merasa terbantu dengan adanya Account Manager yang membantu saya dari proses adaptasi di GrabMart hingga memberikan insight yang berguna," kata Neneng.

Berbagai insight yang dimaksud seperti strategi penjualan produk, memahami tren, mengatur harga, teknik pengemasan hingga teknik foto produk yang membantunya untuk dapat bersaing di ranah online.

Neneng mengungkapkan, awalnya ia hanya mendapatkan lima pesanan dalam sehari. Dia terus mempelajari kebutuhan konsumen dan memperbaiki lapak daringnya, dengan menambahkan produk yang sesuai kebutuhan konsumen.

Selain sayur mayur, Neneng juga menawarkan lauk pauk siap goreng seperti ayam ungkep, bandeng presto, dan tahu tempe ungkep yang memudahkan konsumen untuk memasak tanpa harus menyiapkan bahan baku dari nol.

Toko Sayur Mayur Ibu War pun sekarang juga menjual berbagai kebutuhan pokok seperti lauk pauk, bumbu masak, frozen food, makanan siap santap, buah utuh dan potong, umbi-umbian, serta sembako.

Produk dan Layanan yang Berkualitas

Ilustrasi Sayuran
Ilustrasi sayuran (dok. Pixabay.com/ikon)

Neneng juga mengikuti program promosi Grab untuk membantunya memperluas jangkauan pembeli, hingga bisa memiliki langganan di Kelapa Gading dan Bekasi, serta memenuhi kebutuhan dapur salah satu merchant GrabKitchen.

Menurut Neneng, produk dan layanan yang berkualitas dengan harga yang bersaing adalah kunci memenangkan hati konsumen.

Ia menceritakan, saat Lebaran lalu, ia menghabiskan harinya untuk melayani 200 pesanan dari konsumen dan meraih pemasukan hingga sebanyak 18 juta.

Dengan mendigitalisasi usaha orangtuanya yang kini ia ambil alih, Neneng pun mengatakan dia mampu memperbaiki ekonomi keluarganya, menyekolahkan ketiga adiknya, serta menambah karyawan yang membantu dia dan sang ibu.

(Dio/Isk)

Infografis Nasib Dunia Usaha Diterpa Corona

Infografis Nasib Dunia Usaha Diterpa Corona
Infografis Nasib Dunia Usaha Diterpa Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya