Pengembangan Satelit Nano Buatan Dalam Negeri dapat Dukungan Menkominfo

Menurut Menkominfo, 2030 mendatang, Indonesia diproyeksikan membutuhkan kapasitas satelit sekitar 1 Terabyte per second

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Okt 2021, 10:25 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2021, 10:25 WIB
Menkominfo
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate. (Foto: Kemenkominfo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengumumkan dukungannya terhadap riset dan pengembangan satelit nano buatan dalam negeri.

"Hingga tahun 2030 mendatang, diproyeksikan, Indonesia membutuhkan kapasitas satelit sekitar 1 terabyte per second," kata Menkominfo Johnny G. Plate, Senin (25/10/2021).

Menurut Johnny, dengan kebutuhan tersebut, diperlukan orkestrasi kebijakan yang konsisten, sehingga Indonesia tidak tertinggal dalam hal riset dan pengembangan satelit.

Menkominfo melanjutkan, mereka mendukung pengembangan satelit nano yang diinisiasi oleh para peneliti, baik mahasiswa dan dosen, di Surya University, yang juga mendapat dukungan dari Pasifik Satelit Nusantara (PSN).

"Teknologi satelit nano memiliki peranan yang tak kalah penting dari satelit besar-satelit besar lainnya," kata Johnny, dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Kemkominfo TV itu.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Satelit Berbentuk Kubus

Menkominfo menyatakan dukungannya terhadap pengembangan satelit nano yang dibuat oleh para peneliti dalam negeri (Tangkapan layar Kemkominfo TV)
Menkominfo menyatakan dukungannya terhadap pengembangan satelit nano yang dibuat oleh para peneliti dalam negeri (Tangkapan layar Kemkominfo TV)

Menurut apa yang diketahui Menkominfo, satelit nano bisa lebih efisien karena komponennya yang dibuat lebih kecil dan lebih ringan.

Johnny mengungkapkan, proyek kerja sama ini juga melibatkan di antaranya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PSN, Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), serta akademisi.

"Kominfo mengambil peran untuk membantu perizinan filling orbit satelit kepada International Telecommunication Union (ITU) maupun proses-proses koordinasi secara internasional," kata Menkominfo.

Setra Yoman Prahiyang, Ketua dalam proyek yang diberi nama SS1 ini menjelaskan, satelit nano berbentuk kubus berukuran 10 centimeter.

"Ini sederhana, simpel. Jadi untuk mulai belajarnya bisa dimulai dari nano satellite, jadi kita memilih nano satellite dari awalnya," kata Setra.

Dalam Tahap Final Testing

Ilustrasi jaringan internet
Ilustrasi jaringan internet. Kredit: Pete Linforth via Pixabay

Setra menambahkan, meski tidak sekuat satelit besar, namun fungsi dan implementasi satelit nano memiliki tujuannya sendiri.

"Jadi untuk satelit yang besar, satelit geo, dan satelit kecil cubesat ini, mereka ada fungsinya masing-masing. Dan kita menggunakan cubesat itu di kekuatannya untuk observasi, aksesibilitas."

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso mengatakan bahwa para peneliti, yang merupakan generasi muda, akan mengirimkan satelit tersebut ke Jepang pada Desember tahun ini.

"Dan akan diluncurkan pada bulan April tahun 2022. Kondisi satelit sekarang dalam final testing," kata Adi.

(Dio/Ysl)

Infografis: 26 Satelit Milik Indonesia

Infografis: 26 Satelit Milik Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: 26 Satelit Milik Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya