RSUI Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Adopsi Smart Hospital

Dalam konteks smart hospital, teknologi kecerdasan buatan mampu mendukung manajemen supply chain guna memaksimalkan administrasi dan operasional rumah sakit.

oleh Iskandar diperbarui 06 Nov 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2021, 13:00 WIB
Penandatangan perjanjian kerja sama antara RSUI, ILUNI UI, dan Arogya.ai dalam menerapkan kecerdasan buatan
Penandatangan perjanjian kerja sama antara RSUI, ILUNI UI, dan Arogya.ai dalam menerapkan kecerdasan buatan. Dok: Arogya.ai

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) karya anak bangsa, Arogya.ai, bekerjasama dengan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) untuk memaksimalkan penggunaan teknologi di pusat layanan kesehatan.

Di tengah kondisi pandemi yang belum usai, layanan kesehatan publik dituntut harus adaptif dengan memanfaatkan teknologi, seperti pemanfaatan kecerdasan buatan di rumah sakit.

"Arogya hadir memberikan solusi untuk membantu optimalisasi management supply chain layanan kesehatan di Indonesia," kata Founder dan CEO Arogya.ai, Victor Fungkong, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (6/11/2021).

Ia mengklaim order manager, inventory manager, dan h-commerce yang diciptakan Arogya merupakan AI supply chain layanan kesehatan pertama di Indonesia untuk menjadikan layanan rumah sakit Indonesia yang lebih baik.

"Presiden Joko Widodo pada 2018 pernah menyampaikan agar rumah sakit bisa membangun sistem terintegrasi dan menjadi smart hospital, yang memanfaatkan teknologi inovatif secara ekstensif untuk meningkatkan kualitas perawatan dan pengalaman pasien sekaligus mengurangi biaya," kata Victor.

Dalam konteks smart hospital itu, ia menilai teknologi AI mampu mendukung manajemen supply chain guna memaksimalkan administrasi dan operasional rumah sakit. Terlebih, supply chain dalam sistem pelayanan rumah sakit sangat vital.

Riset Cardinal Health Survey tentang supply chain rumah sakit menyebutkan, 65 persen responden mengaku mengalami kejadian dokter terpaksa menunda prosedur operasi karena ketidaktersediaan obat dan/atau alat medis yang dibutuhkan karena sistem purchasing kurang optimal. 

 

AI Bisa Menekan Biaya Operasional

Direktur Utama RSUI DR. dr. Astuti Giantini Sp. PK (K), MPH menyebut pentingnya penggunaan teknologi untuk mendukung manajeman rumah sakit dalam meningkatkan layanan kesehatan.

"Dukungan ini tidak hanya untuk masa pandemi, tapi berlanjut hingga masa post-pandemic. Untuk itu, kami sangat mengapreasiasi hadirnya inovasi pemanfaatan teknologi AI di RSUI," ujar dr. Astuti.

Menurutnya, teknologi AI menghadirkan sistem yang terintegrasi dan lebih efisien. Mulai dari supply chain hingga administrasi, sehingga diharapkan teknologi ini dapat menekan biaya operasional yang lebih besar.

"Ini merupakan langkah kesiapan RSUI untuk menjadi rumah sakit yang menerapkan digitalisasi di Indonesia guna mendukung Universal Health Coverage (UHC). RSUI berharap kolaborasi ini dapat berjalan efektif dalam upaya peningkatan layanan kesehatan yang terintegrasi dengan teknologi tinggi," ucapnya menambahkan.

 

Titik Perhatian ILUNI UI

Sementara Andre Rahadian, Ketua Umum ILUNI UI, berpendapat inovasi teknologi di bidang kesehatan merupakan salah satu titik perhatian ILUNI UI. Sebab teknologi memiliki kekuatan besar untuk membantu tugas rumah sakit dan nakes di tengah pandemi.

"Dengan semangat 'Sinergi Temu' melalui Center ILUNI 4.0, kami mencoba merangkul Arogya.ai, perusahaan milik alumnus UI, yang diharapkan mampu mengembangkan RSUI sebagai rumah sakit pendidikan," ujar Andre.

Harapannya, kerja sama ini dapat menjadi legacy di dunia kesehatan, meski bukan kali pertama. Sebelumnya, ILUNI UI juga memberikan dukungan dalam inovasi kesehatan sepeti disinfeksi udara berbasis UVC dan ventilator.

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya