Tips Menjual Jasa dan Karya Lewat Internet

Ada baiknya pembuat konten atau pemilik karya membekali diri dengan kecakapan dan pemahaman keamanan digital.

oleh M Hidayat diperbarui 15 Sep 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi Bisnis Online. Foto: Unsplash/ John Schnobrich
Ilustrasi Bisnis Online. Foto: Unsplash/John Schnobrich

Liputan6.com, Jakarta - Gaya hidup telah mengalami perubahan sebagai akibat dari perkembangan teknologi internet dan media sosial. Beberapa tahun terakhir ini banyak bermunculan platform yang dapat dimanfaatkan sebagai media belajar dan menjual karya.

Untuk itu, ada baiknya juga pembuat konten atau pemilik karya membekali diri dengan kecakapan dan pemahaman keamanan digital. Topik itu menjadi pembahasan di dalam webinar Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dengan tajuk “Menjual Jasa dan Karya Lewat Internet” di Pontianak, Kalimantan Barat pada Senin (12/9/2022).

Hadir sebagai narasumber adalah Head of Creative Visual Hello Monday Morning, UMKM Investor Andry Hamida; Brand Manager Young on Top Dada Sabra Sathilla; dan Fithrianti ST selaku Individual Consultant sekaligus Digital (Personal) Branding Strategist.

Andri Hamida membahas etika digital dengan tema ‘Etis Bermedia Digital’. Di ruang digital, kata Andri, kita bertemu dan berinteraksi dengan orang dari berbagai latar belakang budaya.

Interaksi itu, menurut dia, telah menciptakan standar baru. Ada empat ruang lingkup etika digital yang meliputi kesadaran, integritas, tanggung jawab, serta kebajikan. Selain itu, netiket juga dibutuhkan dalam kegiatan branding dan ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan, serta dihindari.

Do: suarakan visi brand, fokus brand sendiri bukan kompetitor, punya solusi menyelesaikan masalah, konsisten terhadap target market, membuat konten yang bermanfaat dan positif," ujar Andri menyampaikan apa saja yang mestinya dilakukan dalam menjalankan aktivitas branding.

Sebaliknya, hal-hal yang mesti dihindari dalam aktivitas branding termasuk "memiliki nama yang sulit disebut, desain rumit dan ambigu, tidak fokus pada satu masalah, terlalu banyak produk, menghina kompetitor lain, atau membuat konten negatif dan ujaran kebencian."

Trend Branding di Era Digital

Sementara itu, Dada Sabra Sathilla memaparkan bahasan kecakapan digital dengan tema ‘Trend Branding di Era Digital’. Transformasi digital, menurut Dada, membawa perubahan positif sekaligus tantangan, seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, kebebasan berekspresi yang kebablasan, dan minimnya pemahaman hak-hak digital.

Karena itu, dia menilai bahwa kompetensi budaya digital meliputi penerapan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Terkait kegiatan branding, ada berapa langkah dalam branding digital mulai dari pemanfaatan SEO hingga e-commerce.

"Agar bisa melakukan digital branding kita harus menguasai digital skills. Kecakapan digital menjadi kompetensi yang wajib dimiliki generasi muda, apa pun profesinya. Ini akan memperbesar kesempatan brand dan bisnis untuk berkembang," tutur Sabra.

Terakhir, Fithrianti melengkapi webinar itu dengan membahas keamanan digital dengan tema ‘Aman Bermedia Digital: Tips dan Trik Menghindari Penipuan Digital’.

 

Aman Bermedia Digital

Fithrianti memaparkan sekitar 73,7 persen penduduk Indonesia telah go digital atau beraktivitas di dunia digital. Kehadiran media digital, kata dia, membawa perubahan gaya hidup digital.

Masyarakat menjadi nyaman dan percaya karena kepraktisannya, tetapi di sisi lain tingginya aktivitas digital membuka potensi kejahatan seperti penipuan. Maka dari itu, dia menekankan bahwa masyarakat perlu memiliki pemahaman terkait keamanan digital.

"Jika belum paham berjualan online sendiri, lebih baik lewat loka pasar. Untuk barang-barang mahal misalnya mobil, harus ada yang mendampingi. Saat COD, lakukan di tempat terbuka dan pastikan harga sesuai kesepakatan. Bagi penjual jasa, hati-hati pembeli nakal yang memanfaatkan kreativitasmu dengan harga rendah,” ujar Fithrianti.

 

Tentang GNLD

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat.

Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial @Kemenkominfo dan @Siberkreasi.

 

Infografis Cek Fakta: 6 Tips Cara Identifikasi Hoaks dan Disinformasi di Medsos

Infografis Cek Fakta
Infografis Cek Fakta: 6 Tips Cara Identifikasi Hoaks dan Disinformasi di Medsos
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya