Liputan6.com, Jakarta - Embedded Subsriber Indentification Module atau eSIM muncul sebagai salah satu pengaruh perkembangan teknologi dari SIM card (kartu SIM). Meskipun keduanya sama-sama bekerja sebagai kartu SIM, terdapat beberapa faktor yang membedakan keduanya.
Kartu SIM umumnya mudah ditemukan di gerai penyedia pulsa di sekitar kita. Bentuk dari kartu pun berubah seiring waktu, sehingga muncul kartu SIM berukuran micro yang dipecah dari bentuk kartu standar.
Baca Juga
Kini, peningkatan pada bidang teknologi berhasil menciptakan kartu SIM yang tidak memiliki bentuk fisik, berbeda dengan kartu SIM biasa terdahulu yang perlu diinput ke dalam slot kartu smartphone.
Advertisement
Karena eSIM tidak memiliki bentuk fisik, SIM ini pun terhindar dari bahaya kerusakan atau kehilangan. Ukuran eSIM pun sangat kecil dibandingkan kartu SIM sebelumnya, yaitu sekitar 6x5 mm dengan tebal 0,67 mm dan telah ditanam di dalam smartphone.
Jika kartu SIM dapat menyimpan nomor kontak di dalam penyimpanan kartu, eSIM akan menyimpan nomor kontak ke dalam sistem cloud yang disediakan oleh provider eSIM. Dengan ini, pengguna eSIM tidak perlu merasa khawatir nomor kontak hilang karena fisik dari kartu SIM yang rusak.
Penggunaan eSIM dinilai cukup praktis, dari pengguna yang tidak perlu membeli kartu SIM fisik dan hanya menggunakan barcode untuk mengaktifkan kartu, sampai sistem firewall yang dimiliki eSIM sehingga tidak mudah diretas.
Namun, meskipun memiliki keuntungan yang membuat kartu SIM modern menjadi efisien, eSIM masih tergolong baru di Indonesia dan belum banyak operator seluler yang menjual SIM dengan teknologi eSIM.
Sejauh ini, operator seluler di Indonesia yang menyediakan eSIM adalah Smartfren. Ini membuat Smartfren menjadi operator seluler pertama di Indonesia yang sudah mengadopsi teknologi eSIM prabayar.
Selain itu, harga dari eSIM juga tergolong lebih mahal dibandingkan kartu SIM dan terbatasnya smartphone yang bisa mendukung tipe SIM ini membuat eSIM masih menjadi kartu SIM yang belum banyak digunakan masyarakat.
Â
Smartphone Kompatibel yang Mendukung eSIM
Melalui website Smartfren.com, Smartfren memberikan daftar tipe smartphone yang mendukung penggunaan eSIM. Ada empat tipe smartphone yaitu iPhone, Samsung, Google Pixel, dan Huawei.
Untuk smartphone dari Apple, eSIM sudah bisa digunakan pada model iPhone 11 Series, iPhone 12 Series, iPhone SE 2020, iPhone XR, iPhone XS dan XS Max, serta iPhone 13 Series.
Sementara itu, untuk Android dari Samsung yang mendukung eSIM adalah Galaxy Note 20 Series, Galaxy S20 Series, Galaxy S21 Series, Galaxy Z Flip dan Fold, Galaxy Z Fold 2, Galaxy Z Flip 3 dan Fold 3, serta Galaxy S22 Series.
eSIM sudah dapat digunakan pada smartphone Google Pixel model Google Pixel 3, Google Pixel 3 XL, Google Pixel 3a, Google Pixel 3a XL, Google Pixel 4, Google Pixel 4 XL, Google Pixel 4a, dan Google Pixel 4a 5G, serta Google Pixel 5.
Terakhir untuk perangkat Huawei yang mendukung eSIM adalah Huawei P40, Huawei P40 Pro, Huawei Mate 40 Pro, dan Motorola Razr 2019.
Advertisement
iPhone 14 Pakai eSIM, Smartfren: Operator Lain Belum Punya
Apple sudah buka preorder iPhone 14 di sejumlah negara. Khusus di Amerika Serikat, Apple menjual iPhone 14 hanya versi eSIM (embedded SIM), tidak ada slot kartu SIM fisik di iPhone 14 yang dijual di negara asal iPhone tersebut.
Di Indonesia belum jelas kapan Apple akan memboyong iPhone 14 series. Namun, operator seluler Smartfren jadi yang paling siap jika iPhone 14 hadir tanpa dukungan slot SIM seperti di Amerika Serikat.
Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys menyebut, Smartfren menjadi satu-satunya operator yang sudah memiliki produk eSIM.
"Bukan cuma siap, Smartfren sudah implementasi (eSIM) yang lain kan belum. kalau cuma siap kan belum implementasi. Smartfren sudah," kata Merza, saat ditemui di Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Merza menyinggung langkah Apple mencabut slot kartu SIM di iPhone 14 di AS. Menurut dia, hal tersebut terkait dengan kebiasaan berganti kartu SIM di ponsel yang rupanya tidak hanya sering dilakukan pengguna di Indonesia, tetapi juga di Amerika Serikat.
"Kita kan maunya tidak ribet, bisa memindahkan kartu SIM dari yang lama ke yang baru. Kebiasaan itu ternyata bukan cuma di sini, orang bule di AS juga melakukan hal sama. Kalau begini terus, kata Apple, mereka harus menyiapkan dua slot kartu SIM terus. Oleh karena itu, slot kartu fisiknya dipaksa untuk dihilangkan. Jadi mau tidak mau orang akan beralih ke eSIM," kata Merza.
eSIM Bikin Cost Lebih Sedikit
Ditanya mengenai seberapa banyak pengguna eSIM di jaringan Smartfren, Merza menyebut, sejauh ini belum banyak pengguna yang berpindah ke eSIM.
"Perpindahan (ke eSIM) tidak terlalu banyak karena masih belum merasa itu sebuah solusi," tuturnya.
Meski begitu, bagi operator anak usaha Sinar Mas ini, penerapan eSIM akan membuat biaya produksi SIM menjadi lebih sedikit.
"eSIM pasti lebih murah, karena enggak usah pakai kartu fisik, enggak perlu pesan (kartu SIM). Kalau kartu SIM kan harus pesan, beli lagi," ujar Merza.
Menyoal protes dari pihak yang menjajakan kartu SIM atas implementasi eSIM, Merza menyebut kemajuan teknologi adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari.
"Kemajuan teknologi tidak boleh diprotes karena sudah mengalami sejak dulu, seperti SMS diganti dengan WhatsApp, kan tidak ada yang protes. Itulah keniscayaan, kemajuan teknologi tidak bisa diralat. Jadi bukan diprotes, tetapi bagaimana kita memanfaatkannya," kata dia.
Advertisement