Ilmuwan Kembangkan Inovasi Jaket Tak Terlihat

Para Ilmuwan menggabungkan sains dan teknologi untuk mengembangkan Thermal Camouflage Jacket.

oleh Afifah Nur Andini diperbarui 06 Okt 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2022, 09:00 WIB
The jacket could be available in 10 years.
The jacket could be available in 10 years. (Vollebak YouTube Channel)

Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan dari Vollebak, sebuah brand pakaian berbasis sains dan teknologi, sedang mengembangkan sebuah jaket yang mampu membuat pemakainya tidak terlihat.

Merek pakaian asal Inggris ini mengungkapkan sebuah desain dari teknologi baru, yang mampu membuat manusia tidak terlihat melalui kamera infrared.

Para ilmuwan menyebutkan masih membutuhkan dua tahun lagi untuk mewujudkan fiksi ilmiah ini menjadi tren pakaian terbaru, dengan menggunakan graphene, sebuah material fleksibel dan transparan serta bersifat konduktif.

Bersama dengan Universitas Manchester, ilmuwan di Vollebak mengembangkan sebuah prototipe dari jaket yang mampu menciptakan jenis kamuflase yang baru.

Belum diketahui kapan Thermal Camouflage Jacket ini akan dijual di pasaran. Melalui website-nya, Vollebak mengatakan bahwa ini merupakan langkah pertama pemanfaatan teknologi, untuk mewujudkan sebuah ide pakaian tembus pandang.

"(Jaket ini) merupakan langkah pertama mewujudkan jubah tembus pandang, karena dalam inframerah, Anda dapat meprogram seluruh bagiannya untuk menghilang begitu saja," tim ilmuwan menjelaskan.

 

Jaket Menggunakan Bahan Graphene

The world’s first Thermal Camouflage Jacket.
The world’s first Thermal Camouflage Jacket. (Vollebak YouTube Channel)

Jaket yang masih dikembangkan ini memiliki 42 patch graphene dan terbuat dari 100 lapisan graphene murni.

Bahan ini bisa diprogram secara individual untuk menyesuaikan tingkat radiasi suhu, tanpa mengubah temperatur suhu jaket yang sebenarnya.

Ini dilakukan dengan cara menarik kabel emas dan tembaga ke setiap bahan yang mampu memiliki tegangan yang berbeda dari yang diaplikasikan.

Melalui website Vollebak, para ilmuwan menjelaskan bahwa tegangan yang diterima graphene tersebut, akan memaksa ion di antara lapisan bahan untuk menggunakan cairan ionik, lalu menggunakan lebih sedikit ion. Inilah yang membuat bahan memancarkan suhu lebih rendah.

"Jadi setidaknya secara teoritis, mengubah kerapatan muatan graphene akan mengubah warna yang kita lihat." Vollebak menjelaskan melalui situsnya.

Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya