Ide Elon Musk Akhiri Konflik Taiwan-China, Apa Itu?

Bos SpaceX itu menyebutkan, konflik Taiwan dan China dapat diselesaikan dengan menyerahkan sebagian kendali Taiwan ke Beijing.

oleh Yuslianson diperbarui 09 Okt 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2022, 16:00 WIB
Elon Musk Ingin Beli Twitter, Siapkan Uang Tunai Senilai Rp618 Triliun
Setelah menguasai sebagian saham, bos Tesla dan SpaceX Elon Musk ingin mengakuisisi seluruh saham Twitter. (Instagram/elonrmuskk).

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk kembali menjadi pembicaraan warganet, setelah sebelumnya memposting cara mengakhiri perang Rusia dan Ukraina.

Kali ini, cuitan bos Tesla itu kembali menuai kecaman dimana Elon Musk menyarankan bagaimana mengakhiri konflik antara Taiwan dan China.

Bos SpaceX itu menyebutkan, konflik Taiwan dan China dapat diselesaikan dengan menyerahkan sebagian kendali Taiwan ke Beijing.

"Rekomendasi saya, mencari tahu zona administrasi khusus seperti apa yang cocok untuk Taiwan. Mungkin tidak semua orang senang akan hal ini," kata Elon dalam wawancara dengan Finacial Times.

"Dan itu mungkin, dan pada kenyataannya dapat memiliki kesepatan yang lebih lunak daripada Hong Kong.”

Sontak, pernyataan Elon Musk ini langsung mendapatkan reaksi keras dari anggota parlemen senior Taiwan, yaitu Wang Ting Yu.

Lewat laman Facebook-nya, dia mengecam komentar dan solusi yang diungkap oleh Musk terkait konflik Taiwan-China.

"Mengapa dengan santainya mereka mengabaikan kebebasan demokratis, kedaulatan, dan cara hidup dari 23 juta orang Taiwan?," tulis Wang Ting Yu.

"Itu tidak dapat diterima untuk Ukraina, dan Taiwan tentu saja tidak akan mengizinkannya."

Seorang pejabat senior Taiwan secara anonim mengatakan kepada Reuters. Minggu (9/10/2022), "Musk perlu menemukan penasihat politik yang berpikiran jernih."

Dia juga menjelaskan, "Dunia telah melihat dengan jelas apa yang terjadi di Hong Kong, dimana ekonomi dan sosial negara itu sudah di bawah kendali pemerintahan Beijing."

Elon Musk Jadi Beli Twitter Pakai Harga Awal

<p>Elon Musk berjalan dari pusat peradilan di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Senin (12/7/2021). CEO Tesla tersebut menjadi saksi pertama dalam persidangan terkait masalah akuisisi SolarCity. (AP Photo/Matt Rourke)</p>

Di sisi lain, Elon Musk dikabarkan bakal melanjutkan pembelian perusahaan media sosial Twitter, setelah sebelumnya sempat bersitegang akibat kabar dibatalkannya proses tersebut.

Dalam pengajuan yang dikonfirmasi di Securities and Exchange Commission (SEC), tercatat transaksi akan dilakukan di harga USD 54,20 per saham alias sesuai dengan kesepakatan awal keduanya.

Di pengajuan SEC, Musk mengatakan akan "melanjutkan penutupan transaksi" dengan syarat yang ia negosiasikan dengan Twitter pada bulan April, selama gugatan yang diajukan perusahaan media sosial itu terhadapnya untuk memaksa menutup kesepakatan, ditunda.

Dilansir The Verge, dikutip Rabu (5/10/2022), pengajuan ini menyusul laporan Bloomberg yang menyebut bos Tesla itu, akan menutup kesepakatan di bawah persyaratan asli yang diusulkannya pada Bulan April, sebelum upaya pembatalan.

Selasa malam waktu setempat, Musk di akun Twitter-nya mengunggah cuitan yang menunjukkan ketertarikannya dengan ide memiliki Twitter.

"Membeli Twitter adalah akselerator untuk membuat X, aplikasi segalanya," kata Musk melalui akun resminya.

Sementara, menanggapi kabar dilanjutkannya pembelian oleh Elon Musk, akun Twitter's Investor Relations juga telah mengonfirmasi akan menutup transaksi tersebut.

"Kami menerima surat dari pihak Musk yang telah mereka ajukan ke SEC. Tujuan perusahaan adalah untuk menutup transaksi pada USD 54,20 per saham," tulis akun tersebut di Twitter.

Alasan Mau Batal Beli Twitter

Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Sebelumnya, Elon Musk dan Twitter sempat berseteru setelah CEO SpaceX itu menyatakan tidak jadi membeli perusahaan media sosial tersebut. Keduanya bahkan memiliki jadwal di pengadilan.

Alasan pembatalan pembelian, secara garis besar, seperti mengutip The Verge, Minggu (7/8/2022), dokumen dari kubu Musk mengklaim Twitter berbohong mengenai statistik yang mencerminkan jumlah pengguna aktif dan jumlah bot.

"Tindakan ini (pembatalan) muncul dari pernyataan keliru Twitter kepada pihak Musk mengenai kondisi perusahaan dan metrik utama yang dipakai Twitter untuk mengevaluasi jumlah pengguna di platformnya," kata dokumen pihak Elon Musk.

Disebutkan dalam dokumen pula, pihak Musk bernegosiasi untuk membuktikan kebenaran pengungkapan Twitter pada SEC. Namun, pengungkapan tersebut jauh dari kebenaran.

"Sebaliknya, (pengungkapan) mengandung banyak kesalahan representasi atau kelalaian material yang mendistorsi nilai Twitter dan penyebabkan Pihak Musk setuju untuk mengakuisisi perusahaan dengan harga yang lebih tinggi," katanya.

Elon Musk bahkan diketahui sempat menantang CEO Twitter Parag Agrawal, untuk melakukan debat terbuka terkait persentase bot di platform media sosial tersebut.

Pihak jejaring sosial tersebut pun juga sudah menyatakan menggugat Elon Musk, Selasa (12/7/2022), karena dinilai melanggar kesepakatan senilai USD 44 miliar (Rp 659 triliun). 

Pengguna Twitter Kini Bisa Gabungkan Foto, Video, dan GIF

Ilustrasi Twitter (Foto: Pixabay)

Twitter baru saja meluncurkan fitur baru bagi pengguna Android dan iOS, dimana mereka bisa menggabungkan teks, foto, video, dan GIF di satu cuitan.

Adalah Alessandro Paluzzi yang menemukan fitur baru Twitter tersebut pada April 2022, dan dikonfirmasi perusahahaan beberapa bulan kemudian.

Kini, perusahaan mulai menggulirkan fitur tersebut ke pengguna mereka secara bertahap.

Bagi kamu yang penasaran ingin mencoba fitur baru Twitter ini, bisa tap ikon foto ketika ingin membuat tweet dan menambahkan media pilihan.

Nantinya, seluruh konten yang ditambahkan akan muncul berdampingan atau dalam bentuk kotak-kotak (grid) berisikan foto, video, dan GIF.

Berdasarkan pengalaman tim Tekno Liputan6.com, kamu hanya bisa memposting empat konten (foto, video, dan GIF) di dalam satu cuitan.

(Ysl/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya