Liputan6.com, Jakarta - Game mobile Hyper Front yang kerap disebut meniru Valorant, bakal tutup. Pengumuman ini disampaikan oleh pihak pengembang NetEase.
Dalam pengumuman tersebut, pengembang gim asal Tiongkok itu menyatakan bahwa Hyper Front bakal menutup server dan seluruh operasional mereka pada 10 April 2023.
Baca Juga
Sebelum penutupan, para astral (sebutan untuk para pemain Hyper Front), masih bisa memainkan Hyper Front tersebut sebelum 08.00 AM (UTC+0), pada tanggal 10 mendatang.
Advertisement
Dikutip dari Sportskeeda, Kamis (6/4/2023), NetEase juga memutuskan untuk menghapus semua informasi yang terkait data akun pemain, demi menjaga keamanan dan privasi pengguna.
Selain itu, data karakter juga akan dihapus begitu server dihapus. Namun menurut pengembang, beberapa data mungkin akan tetap ada jika undang-undang setempat mencegahnya dihapus.
"Kami bangga dengan komunitas yang terbentuk di sekitar Hyper Front. Terima kasih atas dukungan dan cinta kalian selama ini dan kami mohon maaf atas kekecewaan yang mungkin ditimbulkan oleh pengumuman ini," tulis NetEase.
"Sosok setiap astral yang bertarung di hyper front akan tetap hidup di hati kami, dan kami akan selalu mengingat saat-saat indah yang kita habiskan bersama."
Melalui cuitan di akun Twitter Hyper Front, NetEase juga mengumumkan pemain sekarang dilarang login ke game menggunakan akun Facebook, karena pembatasan platform.
Namun, pemain masih bisa masuk ke dalam game yang disebut mirip Valorant itu dengan akun Google, Apple, akun game, dan Twitter.
Gugatan Riot Games Terhadap NetEase
Keputusan penutupan Hyper Front ini dinilai cukup mengejutkan para pemain karena waktu diumumkan dengan waktu penutupan sangatlah singkat.
Hyper Front sendiri kerap disebut mirip dengan game besutan Riot Games, Valorant. Riot bahkan sempat menggugat NetEase dan menuding mobile game itu menyalin beberapa aspek dari Valorant.
Dilaporkan Law360, seperti dikutip dari Engadget, Senin (12/12/2022), Riot Games menyebut Hyper Front sebagai "salinan dari bagian penting Valorant."
Riot juga mengatakan, selain formatnya mirip, NetEase juga mereplikasi bagian dari desain karakter, peta gim, desain senjata, dan lain-lain. Polygon melaporkan, kasus ini dibawa ke pengadilan tinggi Inggris dan Wales, serta diadukan di Jerman, Brasil, dan Singapura.
Advertisement
Hyper Front Digarap Usai Valorant Diungkap
Hyper Front merupakan gim first-person shooter gratis di mana tim yang beranggotakan lima orang, dapat saling beradu tembak dalam sebuah match di mode yang berbeda-beda. Mirip dengan Valorant.
Riot mengklaim, Hyper Front memulai pengembangan tidak lama setelah mereka mengungkapkan secara awal Valorant--saat itu disebut "Project A"--pada bulan Oktober 2019.
NetEase, di sisi lain, memamerkan versi beta dari Hyper Front dengan kode "Project M."
Dirilisnya Hyper Front di Singapura dan negara lain juga disebut memicu keluhan dari pengguna, yang menyebut gim itu pada dasarnya adalah "tiruan" dari Valorant.
Mengutip Polygon, Riot Games menjabarkan sejumlah kemiripan antara kedua gim ini dalam gugatannya di Inggris, meliputi karakter, peta, senjata, skin senjata, dan charms, sampai membandingkan statistik senjata.
Â
Sudah Ubah Tampilan Tapi Dinilai Tetap Plagiat
Riot mengatakan, berbagai kemiripan memang sudah membuat NetEase melakukan modifikasi dalam gim, tetapi tingkat pelanggarannya melampaui itu.
"Semua pilihan kreatif kami tercermin dalam gim NetEase," kata pengacara Riot Games Dan Nabel kepada Polygon.
"Kami tidak berpikir bahwa sedikit mengubah warna kemampuan karakter atau sedikit mengubah tampilan visual mengubah fakta bahwa itu adalah pelanggaran hak cipta," imbuhnya.
Riot Games sementara itu diketahui juga sedang menggarap versi mobile dari Valorant.
Namun, NetEase tidak menyebutkan apakah penutupan Hyper Front juga terkait dengan gugatan yang pernah dilayangkan oleh Riot tersebut atau tidak.
(Dio/Ysl)
Advertisement