Liputan6.com, Jakarta - Platform streaming musik besutan ByteDance, Resso, mengumumkan bahwa mereka akan menghapus layanan gratis dan sepenuhnya beralih ke premium atau berbayar.
"Layanan Resso akan ditingkatkan ke khusus Premium per 11 Mei 2023 untuk meningkatkan pengalaman streaming musik sosial Anda!" tulis Resso dalam laman resminya.
Baca Juga
Ole Obermann, Global Head of Music, ByteDance melalui pernyataannya mengatakan, langkah ini dilakukan untuk membuat layanan streaming ini menjadi lebih baik bagi pengguna, sekaligus meningkatkan manfaat bagi artis.
Advertisement
"Perpindahan Resso ke layanan khusus premium akan memungkinkan pengembangan pengalaman pengguna yang lebih baik bagi penggemar musik, sekaligus meningkatkan peluang bagi pemegang hak cipta dan artis," katanya.
Nantinya, dengan Resso berbayar, pengguna akan bisa mendengarkan musik tanpa iklan, mendapatkan akses untuk mengunduh lagu dan didengarkan secara offline, pembuatan lirik untuk dibagikan, dan fitur sosial seperti duo playlist.
Dikutip dari Tech Crunch, Minggu (7/5/2023) platform streaming musik ini sekarang tersedia di India, Brasil, dan Indonesia dengan harga langganan yang berbeda-beda. Di Indonesia, harga paket individual untuk Android adalah Rp 49.000 per bulan.
Perusahaan analitik Sensor Tower mencatat, Resso sudah diunduh lebih dari 250 juta kali. Menurut Analis Abe Yousef, 2021 menjadi tahun terbesar untuk platform itu, dengan hampir 100 juta unduhan.
Namun di Q1 2023, aplikasi milik induk TikTok itu hanya mendapatkan 13,5 juta kali unduhan atau penurunan 47 persen dari tahun ke tahun. Resso juga menghadapi tantangan usai Sony Music menarik katalognya tahun lalu.
Yousef menyebut, India menjadi pasar terbesar bagi pengguna aktif Resso. Sementara Brasil mewakili 73 persen dari pengguna berbayar untuk aplikasi streaming itu.
Sementara tahun lalu, merek dagang baru di berbagai wilayah, serta kode di aplikasi Resso mengisyaratkan, ByteDance juga bersiap merilis TikTok Music di berbagai pasar.
Pengguna TikTok Segera Bisa Bikin Avatar AI
Sementara itu di sisi lain, pengguna TikTok akan segera bisa membuat avatar ala kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) seperti program AI Midjourney atau Lensa.
Disebut AI Avatars, fitur milik TikTok ini memungkinkan pengguna mengunggah tiga hingga 10 foto diri dan memilih dari lima gaya seni.
AI Avatars kemudian akan menghasilkan hingga 30 avatar terpisah dalam beberapa menit. Pengguna kemudian dapat mengunduhnya untuk digunakan sebagai foto profil atau stories.
Meskipun pilihan style-nya lebih terbatas ketimbang yang bisa kamu dapatkan di Lensa, hasilnya terlihat cukup bagus. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Kamis (27/4/2023).
Sayangnya, pengguna TikTok hanya akan bisa menggunakannya sekali dalam sehari. Tujuannya mungkin untuk menghindari server yang kelebihan beban.
Advertisement
TikTok Mau Hadirkan Feed untuk Konten Sains dan Teknologi
TikTok juga kabarnya akan menghadirkan feed atau halaman tambahan didedikasikan untuk konten terkait sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Platform ini juga akan menambahkan moderasi sebelum video muncul di halaman tersebut.
Feed STEM akan ditempatkan di samping “Following” dan “For You” serta berisi konten untuk pengguna mencari video sains dan teknologi sedang tren.
Diperkirakan, pengguna TikTok di Amerika Serikat akan mulai menerima pembaruan ini dalam beberapa minggu mendatang.
Dengan kehadiran feed STEM, pengguna dapat melihat dan mempelajari berbagai konten sains dan teknologi tanpa berpengaruh terhadap konten TikTok lain yang umumnya fokus pada hiburan.
Feed ini akan memberikan komunitas TikTok wadah yang lebih terlihat, sedangkan pengguna lain yang tidak tertarik dengan topik tersebut dapat langsung melewatinya.
Sebelumnya, platform garapan ByteDance ini telah melakukan uji coba terbatas melalui “Topic Feed” di beberapa wilayah untuk menarik penggemar game, olahraga, dan subjek umum lainnya.
Maka, pembaruan yang berorientasi pada sains ini dianggap sebagai perluasan inisiatif tersebut.
Harus Penuhi Syarat Ketat
Meski memiliki halaman sendiri, tidak semua konten sains dan teknologi dapat masuk ke feed STEM. TikTok menyatakan bahwa terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi video konten, termasuk melewati kurasi tambahan oleh organisasi mitra.
Mengingat komunitas sains-nya yang besar, TikTok mengambil langkah untuk memblokir disinformasi pada feed baru ini.
Curator Common Sense Networks akan meninjau konten dan memastikan relevansinya dengan feed, sementara Poynter akan mengukur keakuratannya.
Dilansir Engadget, Senin (15/03/2023), video apapun yang tidak lolos dua pemeriksaan di atas tidak akan masuk ke feed STEM.
Di samping itu, perusahaan ini sebelumnya juga telah bekerja sama dengan Common Sense Network untuk menyaring konten berdasarkan kesesuaian usia.
(Dio/Dam)
Advertisement