Reku dan BAPPEBTI Kolaborasi Edukasi Soal Investasi Aset Kripto di Indonesia

Reku berkolaborasi dengan BAPPEBTI untuk mengedukasi soal investasi aset kripto di Indonesia, terutama mengenai staking.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 19 Jul 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2023, 17:00 WIB
Reku
Reku jadi platfrom aset pertama di Indonesia yang bisa jalankan staking dari BAPPEBTI. (Dok: Reku)

Liputan6.com, Jakarta - BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Komoditas dan Berjangka) bersama Reku telah berkolaborasi membentuk ruang lingkup kegiatan staking di awal Juni 2023. Salah satunya dilakukan dengan memberikan persetujuan tertulis untuk Reku menjadi platform pertama yang menjalankan staking dari BAPPEBTI.

Sebelum mendapatkan persetujuan tersebut, Reku telah cukup lama melakukan analisa terhadap staking. Selain itu, Reku juga memberikan hasil analisa mengenai kategori ruang lingkup staking, termasuk tata tertib seperti FGD, hingga rencana mekanisme dengan para regulator dan pihak bersangkutan.

“Masih banyak masyarakat Indonesia yang tau kalau investasi di aset kripto ya hanya dalam kegiatan jual dan/atau beli saja, atau biasa disebut trading dan dianggap sangat fluktuatif. Padahal masih cara lain yang lebih condong stabil, contohnya staking, ini salah satu cara mendapatkan pendapatan pasif yang rewards-nya bisa didapatkan tiap hari," tutur CCO Reku Robby dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (19/7/2023).

Dijelaskan lebih lanjut, Robby menuturkan, pihaknya juga melakukan banyak asesmen sejak 2022 mengenai cara penanganan sekaligus pengawasan pelaksanaan dan perlindungan pada konsumen untuk ruang lingkup staking.

Oleh sebab itu, Reku juga ingin memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna dengan memberikan laporan staking dan unstaking secara streaming real-time setiap saat ke BAPPEBTI untuk pengelolaan wallet staking di Reku.

Untuk memastikan keamanan dan transparansi bagi para pengguna ketika melakukan staking, Reku juga memberikan transparansi dengan menampilkan transaksi pengguna di blockchain melalui wallet address Reku (yang secara publik diverifikasi oleh pengguna).

Sekadar diketahui, staking secara internasional dipercaya menjadi salah satu cara mendukung perkembangan blockchain dan jaringannya. Dengan cara ini, investor juga bisa mendapatkan imbalan rewards yang terbilang cukup stabil dan tinggi dibandingkan instrumen investasi lainnya.

Berdasarkan data Reku, hampir 70 persen pengguna platformnya sudah mencoba staking. Meski konsep staking terbilang masih asing, menurut Robby, Reku saat ini juga berupaya untuk memperluas pemahaman mengenai investasi kripto, agar bisa menyesuaikan tipe, kebutuhan, dan kemampuan setiap individu.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.  

Reku Jadi Platform Aset Kripto Pertama yang Dapat Persetujuan Tertulis Jalankan Staking dari BAPPEBTI

Reku
Reku, platform pertukaran dan pasar kripto Indonesia, resmi menjadi platform pertama yang mendapatkan persetujuan tertulis untuk menjalankan staking dari Badan Pengawas Perdagangan Komoditas dan Berjangka (Bappebti).

Sebelumnya, Reku, platform pertukaran dan pasar kripto Indonesia resmi menjadi platform pertama yang mendapatkan persetujuan tertulis untuk menjalankan staking dari BAPPEBTI. Adapun Surat Keputusan Kepala BAPPEBTI mengenai ruang lingkup staking tersebut keluar pada awal Juni 2023.

Perlu diketahui, Reku sendiri sudah berkolaborasi dengan BAPPEBTI dalam pelaksanaan peraturan dan tata tertib staking sejak 2 September 2022. Adanya legalitas ini sekaligus memberikan keamanan pada pengguna Reku bahwa aset kripto yang stake benar-benar di-stake di blockchain.

Dengan legalitas ini pula, regulator dapat mengevaluasi, melakukan audit, dan melakukan pengawasan sistem yang dimiliki Reku. Jadi, para staker di Reku terhindar dari risiko penyalahgunaan dana.

"Kami sangat mengapresiasi dukungan BAPPEBTI terhadap perkembangan ekosistem kripto di Indonesia. Dukungan ini tidak hanya terpajang dalam bentuk tulisan di Surat Keputusan, tapi Reku berkomitmen untuk terus berinovasi demi kemajuan investor di Indonesia dan tetap menjunjung tinggi kepatuhan pada peraturan yang ada," tutur CCO dan Co-Founder Reku, Robby, dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (23/6/2023).

Sebagai informasi, pilihan berinvestasi dengan cara staking ini dapat menguntungkan pengguna karena bisa mendapatkan rewards sebagai imbal atas partisipasi mereka dalam perkembangan blockchain.

Informasi Soal Staking di Aset Kripto

Ilustrasi Blockchain
Ilustrasi Blockchain. Kredit: mmi9 via Pixabay

Dalam stacking, rewards yang diberikan berupa koin dari jaringan blockchain yang didapatkan dari block reward maupun pendapatan jaringan. Di Reku, ada lima koin yang berbeda yang bisa di-staking dengan rewards hingga 12,5 persen per tahun.

Beberapa koin tersebut adalah Cardano (ADA), Ethereum (ETH), Polygon (MATIC), Solana (SOL), Polkadot (DOT), dan Tezos (XTZ). Menurut Robby, investasi di-staking bisa menjadi pilihan cocok untuk investor yang melihat hasil jangka menengah sampai panjang.

Terlebih, staking di Reku terbilang fleksibel, karena bisa stake dan unstake kapan saja tanpa jumlah minimun. Selain itu, Reku juga secara konsisten mengirimkan pada BAPPEBTI setiap hari.

"Seleksi yang ketat perlu dilakukan sebelum mendapatkan keputusan kepala BAPPEBTI menerbitkan surat persetujuan penambahan ruang lingkup calon pedagang aset kripto. Maka, penting untuk produk staking untuk diberlakukan standarisasi demi menjamin keamanan investor kripto di Indonesia," tutur Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Tirta Karma Senjaya.

(Dam/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya