Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria menyebut dua ilmu yang penting, apabila anak muda ingin menjadi talenta digital.
Menurut Nezar, pada Kamis pekan ini, matematika dan bahasa Inggris saat ini menjadi kunci perkembangan teknologi di era digital.
Baca Juga
"Selain Matematika, Bahasa Inggris juga memegang peranan krusial di era teknologi digital global," ujarnya dalam sambutan Penyerahan Hadiah National Math & English Olympiad ULBI di Bandung.
Advertisement
Nesar mengatakan, ada tiga peranan krusial dari dua bidang studi tersebut, dalam perkembangan transformasi digital.
Pertama, kata Nezar, logika, operasi, dan simbol matematika merupakan dasar dari programming, coding, serta pengembangan algoritma yang membuat teknologi digital dapat bekerja.
Kedua, metode Modeling, Simulation, and Organization (MSO) matematika juga dimanfaatkan untuk proses pengolahan data pada teknologi digital, seperti proses prediksi polusi udara, pemrosesan gambar, dan sebagainya.
"Ketiga, teknologi seperti Internet of Things, Big Data, dan Cloud Computing memanfaatkan pengolahan data berbasis logika matematika (data analytics) pada prosesnya," ujarnya, mengutip siaran pers, Sabtu (13/1/2024).
Sementara untuk bahasa Inggris, dapat membuka akses ke berbagai pengetahuan baru, mendukung literasi digital, serta mendorong kegiatan usaha melalui aktivitas di bidang pemasaran dan komunikasi digital.
"Sebagai salah satu bahasa yang paling umum digunakan di seluruh dunia, termasuk dalam teknologi digital," kata Nezar. "Karena itu, penting bagi kita memiliki kemampuan Bahasa Inggris agar dapat menggunakan teknologi digital secara maksimal," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Wamenkominfo pun berpesan agar anak muda selalu mengembangkan inovasi, serta selalu melihat perubahan sebagai sebuah peluang.
"Kita harus menyikapi beragam disrupsi dan inovasi yang ada sebagai peluang dengan terus meningkatkan kecakapan digital, bukan menjadikannya ancaman," kata Wamenkominfo.
Kominfo Dorong Peningkatan Kualitas SDM
Sebelumnya, Wamenkominfo Nezar Patria mendorong, peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam mengimplementasikan teknologi digital. Hal ini bertujuan memanfaatkan AI dan mencegah kemungkinan tergerusnya peluang dan kemampuan manusia akibat kehadiran AI.
"Pemanfaatan AI akan membawa dampak positif yang signifikan jika diiringi peningkatan SDM secara komprehensif. Kehadiran SDM digital yang terserap oleh industri dengan baik dapat mewujudkan potensi ekonomi digital khususnya bagi Indonesia," jelas Nezar Patria dikutip Cek Fakta Liputan6.com dari situs kominfo.go.id, Jumat (15/12/2023).
Nezar sangat mengapresiasi inisiatif AI Policy dan Skilling Lab Indonesia sebagai program pertama yang digelar di Asia Tenggara pada tahun 2024 mendatang.
Menurutnya, program kolaborasi dari Google bersama Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM dan Kolaborasi Riset & Inovasi Kecerdasan Artifisial Indonesia (KORIKA) akan membantu meningkatkan kualitas SDM Indonesia.
"Inisiatif AI Policy & Skilling Lab Google yang diluncurkan hari ini patut diapresiasi. Saya harap selain meningkatkan pemahaman pembuat kebijakan terkait AI, inisiatif ini juga dapat memfasilitasi peningkatan pemahaman pengembang AI terhadap berbagai isu kebijakan publik," ucap Nezar.
Advertisement
Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital di 2030
Rangkaian kegiatan pengembangan kapasitas dan diskusi kelompok akan membagikan pengetahuan dasar mengenai kecerdasan buatan (AI) guna mendukung produktivitas, kreativitas, dan inovasi. Nezar sangat berharap program ini juga akan memajukan ekosistem digital tanah air.
"Saya juga mengundang Google dan pemangku kepentingan lain untuk meningkatkan kolaborasi bersama Kementerian Kominfo. Melalui kolaborasi kita hadirkan suatu resource pool yang dapat diberdayakan bersama, menumbuhkan SDM yang siap mengembangkan ekosistem ekonomi digital Indonesia," tambah dia.
Berdasarkan catatan World Bank, Nezar menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital pada tahun 2030 guna memaksimalkan potensi ekonomi digital yang menargetkan angka sebesar USD 4 Miliar. Oleh karena itu, pemerintah sangat berupaya memperbaiki kualitas SDM agar mencapai sasaran yang diinginkan.
"Kami menyadari upskilling dalam transformasi digital, terutama terkait isu AI seperti literasi data dan informasi, komunikasi dan kolaborasi, dan keamanan data menjadi semakin urgent," kata Nezar.
Kementerian Kominfo telah menggelar berbagai pelatihan digital untuk menciptakan 9 juta talenta digital pada tiga tingkatan, yaitu dasar, menengah, dan tingkat lanjut.
Gandeng Sejumlah Mitra
Pada tahap dasar, Kemenkominfo berkolaborasi bersama 142 mitra untuk menggelar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang praktik dan risiko teknologi digital. Pada tingkat kedua, Kemenkominfo menciptakan Program Digital Talent Scholarship (DTS) untuk membekali keahlian digital, seperti keamanan siber AI, komputasi awan, analisis data, dan pemasaran digital.
"Dalam memberikan pelatihan ini, kami bekerja sama dengan berbagai mitra ternama, seperti Google salah satunya," tambah dia.
Kemudian pada tingkat lanjut, Kemenkominfo menyediakan Program Digital Leadership Academy (DLA) yang menyasar tingkat pengambil kebijakan untuk meningkatkan kualitas SDM.
"Kami bekerja sama dengan 8 mitra termasuk beberapa universitas ternama dunia memberikan para pimpinan, dan pengambil kebijakan dari sektor privat maupun publik pelatihan kepemimpinan digital," tutupnya.
Advertisement