Liputan6.com, Jakarta - Presiden AS Donald Trump tengah berunding dengan sejumlah orang mengenai pembelian TikTok dan kemungkinan akan mengambil keputusan mengenai masa depan aplikasi tersebut dalam 30 hari ke depan.
"Saya telah berbicara dengan banyak orang mengenai TikTok dan ada minat besar terhadap TikTok," kata Trump, dikutip dari The Business Standard, Senin (27/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, Reuters melaporkan dua orang yang mengetahui diskusi tersebut, mengatakan bahwa pemerintahan Donald Trump sedang menyusun rencana untuk menyelamatkan TikTok yang melibatkan penyadapan perusahaan perangkat lunak Oracle dan sekelompok investor luar untuk secara efektif mengambil alih kendali operasi aplikasi tersebut.
Advertisement
Berdasarkan kesepakatan yang dinegosiasikan oleh Gedung Putih, pemilik TikTok yang berbasis di Tiongkok, ByteDance, akan mempertahankan saham di perusahaan tersebut.
Akan tetapi, pengumpulan data dan pembaruan perangkat lunak akan diawasi oleh Oracle, yang telah menyediakan fondasi infrastruktur Web TikTok.
Berkaitan dengan hal itu, Trump mengatakan belum berbicara dengan Larry Ellison dari Oracle mengenai pembelian aplikasi tersebut.
Ketika ditanya apakah ia sedang menyusun kesepakatan dengan Oracle dan investor lain untuk menyelamatkan TikTok, Trump dengan tegas mengatakan: "Tidak, tidak dengan Oracle."
"Banyak orang berbicara kepada saya, orang-orang yang sangat penting, tentang pembeliannya dan saya akan membuat keputusan itu mungkin dalam 30 hari ke depan. Kongres telah memberikan waktu 90 hari. Jika kita dapat menyelamatkan aplikasi TikTok, saya pikir itu akan menjadi hal yang baik," ia melanjutkan.
Â
Sejumlah Investor Berlomba Incar TikTok
Sumber tersebut mengatakan ketentuan kesepakatan potensial dengan Oracle bersifat fleksibel dan kemungkinan akan berubah. Sementara sumber lainnya menyebut cakupan penuh diskusi belum ditetapkan dan dapat mencakup operasi AS serta wilayah lain.
Sebelumnya, National Public Radio melaporkan pembicaraan kesepakatan untuk operasi global TikTok, mengutip dua orang yang mengetahui negosiasi tersebut. Namun, Oracle belum memberikan komentar.
"Kesepakatan yang sedang dinegosiasikan mengantisipasi partisipasi dari investor AS saat ini," demikian menurut sumber tersebut.
Susquehanna International Group milik Jeff Yass, General Atlantic, Kohlberg Kravis Roberts (KKR), dan Sequoia Capital termasuk di antara pendukung ByteDance di AS.
"Pihak lain yang berlomba-lomba mengakuisisi TikTok, termasuk kelompok investor yang dipimpin oleh miliarder Frank McCourt dan yang lainnya melibatkan Jimmy Donaldson, yang lebih dikenal sebagai bintang YouTube Mr. Beast, tidak ikut serta dalam negosiasi Oracle," kata salah satu sumber.
Advertisement
ByteDance Cari Alternatif Selain Jual TikTok agar Tetap Bisa Beroperasi di AS
ByteDance, perusahaan induk TikTok, dilaporkan tengah menjajaki opsi untuk menjaga operasional layanan mereka di Amerika Serikat (AS) tanpa perlu menjualnya. Hal itu disampaikan oleh anggota dewan ByteDance, Bill Ford.
Seperti dikutip dari Financial Post, Jumat (24/1/2025), dalam wawacara ketika menghadiri World Economic Forum, Bill menuturkan, TikTok sedang mempertimbangkan beberapa alternatif agar bisa mematuhi undang-undang di AS.Â
Salah satunya opsi yang sedang dipertimbangkan adalah perubahan kendali operasional secara lokal. Karenanya, General Atlantic perusahaan ekuitas swasta yang memegang saham di ByteDance, optimistis solusi dapat ditemukan.
"Ada sejumlah alternatif yang bisa kami diskusikan dengan Presiden Donald Trump dan timnya, yang memungkinkan perusahaan tetap beroperasi tanpa harus menjual, mungkin dengan perubahan kendali tertentu," tutur Bill.
Selain itu, ia juga optimistis pada dialog yang berkembang antara Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Ia berharap dialog dapat menciptakan lingkungan yang lebih konstruktif untuk penyelesaian masalah ini.
"Saya optimistis dengan dialog yang muncul antara Presiden Trump dan Presiden Xi. Hal ini dapat membantu menciptakan keterlibatan yang lebih positif dan menghasilkan solusi yang konstruktif," ujar Bill.
Saat ini, Presiden Trump diketahui telah menandatangani serangkaian perintah eksekutif, yang salah satu isinya adalah penangguhan sementara undang-undang yang melarang aplikasi TikTok di AS.
Dengan perintah eksekutif tersebut, Departemen Kehakiman tidak akan memberlakukan "Undang-Undang Melindungi Warga Amerika dari Aplikasi yang Dikendalikan Musuh Asing" selama 75 hari, yang secara efektif memperpanjang jangka waktu untuk mencapai kesepakatan.
Infografis AS Desak Pemilik TikTok Lepas Saham dan Ancam Larangan Total. (Liputan6.com/Trieyasni)
Advertisement