Liputan6.com, Jakarta - Miliarder kontroversial Elon Musk kembali menjadi sorotan setelah secara mengejutkan menyatakan dukungannya terhadap Amerika Serikat untuk keluar dari NATO dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Saat menyatakan dukungan agar AS keluar dari NATO dan PBB, Elon Musk didampingi oleh Senator Utah Mike Lee.
Advertisement
Baca Juga
Elon Musk yang kini menjabat sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) ini memakai Twitter untuk menuliskan komentar "saya setuju" pada unggahan yang menyatakan, "Sudah saatnya (AS) meninggalkan NATO dan PBB."
Advertisement
Mengutip The Independent, Rabu (5/3/2024), Elon Musk bergabung dengan beberapa anggota Parlemen dari Partai Republik AS dan mempertanyakan keanggotaan AS di NATO.
Penyataan Elon Musk ini muncul ketika pemerintahan Trump memperjelas bahwa mereka mungkin akan mengabaikan sekutu-sekutu lamanya, termasuk masa depan Amerika di NATO.
Elon Musk yang kini jadi salah satu orang terkaya di dunia ini tampaknya memiliki pengaruh signifikan dalam pemerintahan Presiden Donald Trump. Ia bahkan ikut bergabung dengan presiden dalam rapat kabinet dan konferensi pers di Ruang Oval Gedung Putih.
Dukungan Elon terhadap AS untuk keluar dari NATO mungkin jadi indikasi bahwa gagasan ini mulai menguat di Gedung Putih.
Dukungan Musk terhadap penarikan AS dari NATO dan PBB menimbulkan pertanyaan besar mengenai implikasi geopolitiknya.
Apakah ini merupakan sebuah strategi jangka panjang yang dipikirkan matang-matang, atau hanya sekadar pernyataan spontan yang dilontarkan di media sosial?
Analisis Dukungan Musk terhadap Penarikan AS dari NATO
Keputusan Elon Musk untuk mendukung penarikan AS dari NATO merupakan langkah yang sangat berani dan kontroversial.
NATO, yang merupakan organisasi pertahanan kolektif, telah menjadi pilar utama keamanan di Eropa dan sekitarnya selama beberapa dekade.
Keluarnya AS dari NATO akan berdampak besar pada stabilitas global, dan dapat memicu ketidakpastian yang signifikan.
Para pemimpin Eropa sebelumnya telah menyampaikan kekhawatiran mereka tentang komitmen Trump terhadap NATO, khususnya terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina.
Terlepas dari itu, ketika Elon Musk dan Mike Lee menyerukan AS agar keluar dari NATO, Trump terus menjalin komunikasi dengan sekutu-sekutu mereka di NATO. Belum lama ini, Trump menyambut Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Gedung Putih.
Selanjutnya, videonya bertengkar dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga viral di internet. Saat itu, Wakil Presiden JD Vance menuding Zelensky tak menunjukkan rasa terima kasih yang cukup kepada AS.
Advertisement
Implikasi Penarikan AS dari PBB
Sementara itu, dukungan Elon Musk terhadap penarikan AS dari PBB juga menimbulkan kekhawatiran yang serupa. PBB berperan penting dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional, serta dalam memberikan bantuan kemanusiaan.
Keluarnya AS dari PBB akan melemahkan organisasi ini dan dapat berdampak negatif pada upaya-upaya global untuk mengatasi berbagai masalah internasional.
Mengutip DW, Presiden Donald Trump pada Selasa kemarin menandatangani perintah eksekutif untuk menarik AS dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHCR). Perintah ini juga mendorong peninjauan kembali pendanaan AS untuk PBB.
Bukan hanya itu, Trump juga memerintahkan penarikan AS dari badan bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA). Ia mengatakan, AS juga bermaksud meninjau keterlibatan mereka di Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
Sekadar informasi, Trump pernah menarik AS keluar dari UNHCR pada 2018, yakni masa jabatan pertamanya. Lalu, Presiden AS berikutnya, Joe Biden, mengembalikan keanggotaan AS di organisasi ini pada 2021.
