Liputan6.com, Purwakarta - Meski sudah tiada, semangat Een Sukaesih tetap hidup menginspirasi para guru dan masyarakat yang tadi malam memenuhi Lapangan Sahate di pusat Kota Purwakarta, Jawa Barat. Tidak hanya lewat layar lebar, masyarakat juga disuguhkan dengan tari, konser serta puisi untuk mengenang kisah hidup sang guru qolbu Een Sukaesih.
Een Sukaesih mungkin sudah tiada, namun semangatnya tetap hidup menginspirasi para guru dan masyarakat yang tadi malam memenuhi Lapangan Sahate di pusat Kota Purwakarta, Jawa Barat. Mereka menyaksikan perjalanan hidup sang guru qolbu Een Sukaesih lewat layar lebar.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (26/5/2015), di tengah nyala lilin, warga membubuhkan tanda tangan di atas kain putih sepanjang 500 meter. Tanda tangan tersebut untuk mendukung Wak Een, biasa wanita itu disapa yang ikhlas berbagi ilmu tanpa pamrih.
Nantinya kain itu akan dikirimkan ke Kementerian Pendidikan agar mengangkat Bu Eeen sebagai pahlawan nasional.
"Ketika Bu Een dikatakan sebagai guru qolbu sebenarnya sebagai sebuah peringatan. Bahwa kita mengajar bukan hanya metodologi, kita mengajar bukan hanya buku, kita mengajar bukan hanya kurikulum. Kurikulum yang sejati itu ada pada perasaan seorang guru," kata Bupati Purwakara Dedi Mulyadi.
Kisah hidup Een Sukaesih yang menginspirasi juga dituangkan dalam film televisi Ibu Een Guru Qolbu. Sang guru qolbu yang tetap memberikan tetesan ilmunya dalam keterbatasan fisik hingga ajal menjemput.
Peraih penghargaan khusus bidang pengabdian masyarakat dan kemanusiaan Liputan 6 Award semasa hidupnya ini beberapa waktu lalu dianugerahi Lifetime Achievement Awards dalam ajang yang sama. Penghargaan disampaikan kepada anak-anak didiknya. (Mar/Sss)
Advertisement