Liputan6.com, Tokyo Situs jual beli bitcoin terbesar di dunia, MtGox mengajukan berkas perlindungan kebangkrutan pada Jumat waktu setempat dan mengaku telah kehilangan hampir setengah miliar dolar AS dalam bentuk bitcoin. Kerugian tersebut harus ditanggung MtGox setelah para peretas (hacker) berhasil menggagalkan sistem komputernya.
Seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (1/3/2014), hingga saat ini masih belum jelas mengapa MtGox bisa kehilangan bitcoin dalam jumlah sebesar itu. Runtuhnya tahta pasar bitcoin terbesar di dunia ini mungkin tampak seperti tiba-tiba. Tapi jangan salah, para pengguna MtGox mengatakan penurunan sistemnya sudah mulai terjadi sejak tahun lalu.
Saat itu nilai tukar mata uang virtual tersebut terbelit aturan para regulator, terpisah dari sejumlah rekan kerja dan bergulat dengan serangan hacker. Mt.Gox juga memaparkan kesulitan yang dihadapi masyarakat pengguna bitcoin karena rendahnya perlindungan dalam bentuk perundangan guna memberikan layanan yang terpercaya.
Sementara ini, para penegak hukum Federal AS telah melayangkan surat panggilan pada MtGox dan sejumlah pengusaha bitcoin lainnya untuk mencari informasi mengenai serangan para peretas yang belakangan ini membanjiri sejumlah situs jual beli mata uang digital tersebut. Pihak berwenang AS itu juga meminta para pengusaha bitcoin untuk menunda transaksinya.
MtGox tak berhasil pulih kembali, sementara pesaingnya, situs Bitstamp yang berbasis di Slovenia telah berhasil beroperasi seperti sedia kala setelah sempat diserang para persetas.
"Gelombang pertama pengusaha bitcoin merupakan orang-orang yang mengagungkan teknologi, tapi kualitasnya rendah," ungkap investor di Ribbit Capital Nick Shalek.
Ribbit Capital merupakan perusahaan penyedia mobil bagi para pebisnis bitcoin termasuk dompet penyimpanan online, Coinbase. Dia mengatakan, saat ini semakin banyak kelompok pebisnis yang mencoba membangun infrastruktur yang lebih canggih untuk bitcoin.
Ironisnya, penurunan sistem MtGox justru terjadi saat bitcoin mulai tenar di kalangan masyarakat luas. Para pengguna bitcoin mengaku menyayangkan hal tersebut bisa terjadi karena lemahnya campur tangan pemerintah.
Untuk diketahui, bitcoin merupakan uang digital. Tidak seperti mata uang pada umumnya, bitcoin diperjualbelikan melalui jaringan khusus yang dikelkola lembaga tertentu secara online. Tahun lalu, nilai tukarnya sempat melonjak tajam. Hingga saat ini, bitcoin yang telah beredar berjumlah setara US$ 7 miliar.