26 Tahun Berjalan, Program Konversi BBM ke Gas Belum Sukses

Padahal program konversi BBM ke BBG lebih mudah ketimbang konversi minyak tanah ke elpiji 3 kilogram (kg).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Apr 2014, 10:36 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2014, 10:36 WIB
DPRD DKI: Hibah Bus Tetap Harus Ber-BBG
Hal ini diatur oleh Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 Pasal 20 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Liputan6.com, Jakarta - Program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) telah ternyata sudah dimulai sejak 1988 atau 26 tahun silam. Padahal program konversi BBM ke BBG lebih mudah ketimbang konversi minyak tanah ke elpiji 3 kilogram (kg).

Direktur Pemasaran dan Niaga Hanung Budya mengatakan, program konversi untuk BBM ke BBG lebih mudah karena obyeknya lebih sedikit dan konversi pada kendaraan lebih mudah ketimbang kompor.

"Menurut saya jauh lebih mudah kendaraan, jumlahnya tidak banyak dan kita cuma memberikan konverter kit," kata Hanung seperti yang dikutip Senin (28/4/2014).

Sedangkan program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg menurut Hanung lebih sulit dilakukan. Pasalnya, ada target 58 rumah tangga yang harus melakukan konversi minyak tanah ke elpiji sehingga dibutuhkan kerja ekstra keras untuk mewujudkannya.

Hanung menambahkan, program konversi BBM ke BBG sudah ada sejak 1988, namun program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg jauh lebih bersih.

"Padahal konsep konversi BBG bisa sama persis," ungkapnya.

Menurut dia, diperlukan ketegasan pemerintah agar program yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi BBM tersebut terlaksana dengan baik. Pasalnya, keberhasilan program konversi BBM ke elpiji 3 kg ditunjang oleh dukungan pemerintah.

"Waktu itu Wakil Presiden laporan langsung untuk rapat terbatas selesaikan masalah (konversi minyak tanah ke elpij). Ada satu komando dari pemerintah," pungkasnya.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya