AS Jatuhkan Sanksi Sekali Lagi, Ekonomi Rusia Bakal Babak Belur

Delegasi AS Mike Quigley yang mengunjungi Ukraina mengatakan, sanksi pada sektor minyak dan perbankan akan lebih efektif menghukum Rusia

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 30 Apr 2014, 10:29 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2014, 10:29 WIB
Tembaki Gedung Putih untuk Bunuh Obama, Pria Idaho Dibui 25 tahun
Gedung Putih (CNN)

Liputan6.com, Moskow Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Jack Lew mengatakan, sejumlah sanksi internasional yang dijatuhkan pada Rusia terkait krisis Ukraina akan menjadi beban berat yang harus ditanggung perekonomian negara tersebut.

Sanksi ekonomi lanjutan akan kembali dijatuhkan pada Rusia jika negara tersebut tetap bersikeras menjalankan invasinya ke Ukraina.

Mengutip laman Reuters, Rabu (30/4/2014), jika sanksi tambahan kembali menimpa Rusia, ekonomi negara tersebut diprediksi akan semakin kacau.

"Anda harus melihat kondisi Rusia setelah negara tersebut merebut Crimea. Sejak kami menjatuhkan sanksi, gangguan cukup signifikan telah melemahkan perekonomian Rusia. Kami melihat gangguan itu terletak di bursa sahamnya, nilai tukar mata uangnya, dan sejumlah indikator penting ekonomi negara," ungkap Lew.

Dikonfirmasi mengenai apakah AS dan Eropa menjadikan sektor perbankan atau energi sebagai target sanksi berikutnya, Lew mengatakan, itu telah menjadi pertimbangan.

Sanksi di kedua sektor tersebut dapat dijatuhkan kapan saja di bawah perintah eksekutif kepresidenan yang memiliki kewenangan untuk melakukannya.

"Berbagai pilihan sanksi ekonomi terbuka bebas. Kami memang disiapkan untuk mengambil lebih banyak tindakan dan kebijakan baru jika Rusia tetap bergeming dengan aksinya," tegas Lew.

Wakil AS Mike Quigley yang mengunjungi Ukraina sebagai delegasi kongress mengatakan, sanksi pada sektor minyak dan perbankan akan lebih efektif menekan ekonomi Rusia. Target terakhir adalah menyerang orang-orang penting di sektor industri dan energi Rusia.

"Mereka sudah menerima pesannya. Kami benar-benar serius. Mereka tahu kami memiliki banyak aksi yang bisa kami lemparkan kapan saja," ujarnya.

Dia juga menegaskan, sanksi lanjutan akan lebih efektif menyerang Rusia jika AS dan Eropa tetap bersatu dan menunjukkan kerjasama yang kuat.

Awal pekan ini, Rusia mengumumkan babak baru penjatuhan sanksi ekonomi yang ditujukan pada sejumlah pejabat tinggi dan perusahaan yang dekat dengan Vladimir Putin.

Sementara Eropa menyebutkan 15 pengusaha Rusia dan Ukraina yang masuk dalam daftar hitamnya. Artinya, ke-15 pengusaha tersebut akan dikenakan pembekuan aset dan larangan visa.

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya