Liputan6.com, Jakarta Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pembicaraan telepon pada Senin, 24 Februari 2025, yang menjadi momentum penting dalam upaya perundingan damai terkait krisis Ukraina, di mana kedua pemimpin menyampaikan pandangan strategis yang berfokus pada penyelesaian konflik secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Dalam diskusi tersebut, pembicaraan tidak hanya menyentuh isu penyelesaian krisis Ukraina, tetapi juga membahas pertemuan perundingan damai terbaru yang digelar di Istana Diriyah, Riyadh, Arab Saudi, di mana delegasi dari Amerika Serikat dan Rusia menetapkan mekanisme konsultasi untuk meredakan ketegangan yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun.
Kedua pemimpin pun menegaskan pentingnya komunikasi intens dan kerja sama strategis yang telah terjalin sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, sekaligus menyoroti nilai historis dari hubungan bilateral yang semakin diperkuat melalui dialog yang penuh komitmen dan langkah-langkah diplomatik jangka panjang.
Advertisement
Awal Panggilan Telepon dan Konteks Konflik
Pembicaraan telepon yang berlangsung pada 24 Februari 2025 merupakan kelanjutan dari dialog strategis antara China dan Rusia, yang diselenggarakan pada masa di mana kedua negara tengah menghadapi dinamika geopolitik global yang semakin kompleks dan menuntut respon cepat serta terukur dari masing-masing pihak.
Dalam percakapan awal yang dikutip dari ANTARA, Presiden Putin menyampaikan bahwa “Presiden Putin memberikan informasi terkini tentang interaksi terbaru antara Rusia dan Amerika Serikat, dan tentang posisi Rusia terhadap krisis Ukraina.”
Sejak dimulainya invasi pada Februari 2022, hubungan antara kedua negara telah mengalami transformasi signifikan yang menandai dimulainya era baru dalam kerja sama strategis, sehingga panggilan telepon kali ini dipandang sebagai salah satu langkah penting untuk mengukuhkan kembali fondasi kemitraan yang telah terjalin.
Advertisement
Pembahasan Strategis Penyelesaian Krisis Ukraina
Dalam diskusi yang berlangsung secara intens, kedua pemimpin membahas secara rinci tentang perundingan damai yang diadakan antara delegasi Amerika Serikat dan Rusia, dengan penekanan pada upaya untuk mengatasi akar permasalahan konflik di Ukraina melalui langkah-langkah yang berorientasi pada perdamaian jangka panjang.
Presiden Xi menegaskan bahwa sejak awal krisis, beliau telah menyampaikan posisi China dengan mengusulkan empat poin solusi, termasuk inisiatif “Sahabat Perdamaian” yang diluncurkan bersama Brazil dan negara-negara 'Global South' untuk menciptakan kondisi kondusif bagi tercapainya penyelesaian politik, sehingga menyoroti peran aktif China dalam meredam konflik.
Sementara itu, Presiden Putin menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan akar penyebab konflik dan mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan jangka Panjang. Ini mengindikasikan tekad Rusia untuk mengambil langkah-langkah strategis meski menghadapi tekanan eksternal serta dinamika geopolitik yang terus berubah.
Pernyataan dan Pujian atas Upaya Perdamaian
Dalam percakapan tersebut, Presiden Xi memuji “upaya positif” Moskow dalam meredakan konflik di Ukraina dengan mengungkapkan bahwa China senang melihat Rusia dan pihak-pihak terkait melakukan upaya positif untuk meredakan perang.
Pemimpin China juga menekankan peran penting kelompok “Sahabat Perdamaian” yang telah dibentuk oleh China, Brazil, dan negara-negara 'Global South' lainnya, yang secara konsisten mendorong terciptanya suasana yang mendukung dialog dan penyelesaian politik melalui pendekatan yang inklusif dan berimbang.
Di sisi lain, Presiden Putin menekankan bahwa komitmen Rusia terhadap penyelesaian konflik tidak tergesa-gesa dan tidak terpengaruh oleh faktor eksternal, sehingga menegaskan pentingnya komunikasi yang erat antara kedua negara sebagai bagian dari kemitraan strategis yang terus berjalan.
Advertisement
Menegaskan Hubungan Bilateral dan Kemitraan Jangka Panjang
Kedua pemimpin secara tegas menekankan bahwa hubungan bilateral antara China dan Rusia. “Hubungan bilateral kami memiliki kekuatan pendorong internal yang kuat dan nilai strategis yang unik. Hubungan ini tidak ditujukan atau dipengaruhi oleh pihak ketiga mana pun,” ucap Presiden Xi, sehingga mempertegas komitmen kedua negara untuk menjaga kemandirian kebijakan luar negeri masing-masing dalam menghadapi dinamika global.
Presiden Xi juga menekankan bahwa sejak awal krisis Ukraina, China telah menyampaikan posisi yang jelas dengan empat poin solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa kemitraan ini didasari oleh strategi pembangunan dan kebijakan luar negeri yang berorientasi pada jangka panjang serta tidak mudah goyah oleh intervensi eksternal.
Lebih jauh lagi, hubungan yang telah terjalin sejak lama antara China dan Rusia, yang kerap digambarkan sebagai “tetangga baik yang tak terpisahkan dan sahabat sejati yang berbagi suka dan duka” semakin diperkuat melalui dialog intens yang mengukuhkan dasar kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, dan pertahanan, sehingga memberikan sinyal stabilitas yang positif bagi kancah internasional.
Implikasi Global dan Prospek Masa Depan
Pembicaraan ini diyakini akan berdampak signifikan terhadap lanskap geopolitik global, karena melalui komunikasi intens antara kedua pemimpin, pesan-pesan strategis yang menekankan stabilitas dan perdamaian turut disampaikan kepada komunitas internasional yang tengah menghadapi berbagai ketegangan di berbagai belahan dunia.
Dalam konteks tersebut, respons dari negara-negara Eropa yang segera mengadakan pertemuan darurat di Istana Elysee, Paris, mencerminkan betapa pentingnya koordinasi antarnegara untuk mendukung penyelesaian konflik Ukraina, meskipun terdapat perbedaan pendapat terkait pengerahan pasukan penjaga perdamaian dan pengaruh dari kebijakan Amerika Serikat.
Ke depan, kedua negara sepakat untuk menjaga komunikasi dan koordinasi melalui berbagai mekanisme, sehingga langkah-langkah tindak lanjut yang akan diambil tidak hanya berfokus pada penyelesaian konflik Ukraina secara mendesak, tetapi juga membuka peluang kerjasama di bidang geopolitik, ekonomi, dan investasi yang dapat menguntungkan kedua belah pihak dalam jangka panjang.
Advertisement
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik
Q1: Apa saja topik utama yang dibahas dalam telepon antara Presiden Xi dan Presiden Putin?
A1: Dalam percakapan tersebut, kedua pemimpin membahas perundingan damai terkait krisis Ukraina, strategi penyelesaian konflik, serta penguatan hubungan bilateral dan kemitraan strategis yang tidak dipengaruhi oleh pihak ketiga.
Q2: Bagaimana peran China dalam upaya penyelesaian krisis Ukraina?
A2: China telah aktif menyampaikan empat poin solusi sejak awal krisis, mendukung inisiatif “Sahabat Perdamaian” bersama negara-negara 'Global South', dan memuji upaya positif Moskow dalam meredakan konflik.
Q3: Mengapa hubungan antara China dan Rusia dianggap strategis?
A3: Hubungan ini dianggap strategis karena didasari oleh kekuatan pendorong internal yang kuat, nilai strategis yang unik, dan kebijakan luar negeri jangka panjang yang tidak terpengaruh oleh intervensi eksternal, sehingga kedua negara dapat saling mendukung dalam menghadapi dinamika global.
Q4: Apa implikasi global dari percakapan telepon tersebut?
A4: Percakapan tersebut diharapkan dapat memberikan sinyal stabilitas kepada komunitas internasional, membuka peluang kerjasama di bidang geopolitik dan ekonomi, serta mendorong langkah-langkah diplomatik lebih lanjut untuk menyelesaikan konflik Ukraina secara damai.
