Liputan6.com, London - Bank multinasional asal Inggris, Barclays tampaknya mulai menghentikan ambisinya untuk menjadi pusat perbankan di Wall Street dan menunjukkan tanda-tanda akan kembali fokus beroperasi pada bisnis ritelnya. Terbukti, Barclays tengah berencana untuk memangkas satu dari empat profesi di bank investasinya.
"Barclays akan memangkas 19 ribu pekerjaan dalam tiga tahun ke depan. Pemutusan hubungan kerja (PHK) itu di antaranya akan menimpa 7.000 pegawai bank investasi," ungkap CEO Barclays Antony Jenkins seperti dikutip dari Reuters, Jumat (9/5/2014).
Baca Juga
Selain itu, dia juga mengumumkan, akan membenamkan aset senilai 400 miliar pound sterling di bank investasi yang baru.
Advertisement
Sejauh ini, sejumlah faktor memang tercatat memaksa Jenkins untuk memangkas sejumlah lowongan pekerjaan di bank investasi tersebut. Beberapa faktor tersebut di antaranya, penurunan pendapatan perdagangan karena ketidakpastian para investor dalam membenamkan modalnya.
Selain itu, regulasi setelah krisis dan jumlah bonus yang harus dibayarkan pada para pemegang saham menjadi pemicu Jenkins mengambil keputusan tersebut. Padahal, divisi tersebut pernah menjadi salah satu mesin pencetak keuntungan bagi Barclays.
Jenkins menjelaskan, siklus perdagangan tersebut dapat berdampak permanen mengingat para regulator telah mengetatkan kebijakan pada bank-bank besar dalam setahun terakhir. Jondisi tersebut membuat sejumlah kegiatan perdagangan menjadi sangat mahal.
"Kami akan mengubah fokus dan mengatur kembali bank investasi kami guna menyeimbangkan neraca Barclays. Seiring dengan berlanjutnya kondisi tersebut, kerugian tak dapat terhindarkan," ungkap Jenkins.
Pada 2008, Barclays membeli lembaga pialang Lehman Brothers saat bank investasi tersebut bangkrut. Meski banyak yang mengalami PHK, tapi banyak pegawai Lehman Brothers yang pindah bekerja di Barclays.