Liputan6.com, Bandung - Perusahaan teknologi multinasional asal Amerika Serikat, Meta Platforms, Inc (Meta) baru-baru ini dikabarkan akan melakukan PHK karyawan setidaknya hampir 5 persen atau sekitar 4.000 karyawan.
Melansir dari Business Insider, pada Senin (10/2/2025) kabar rencana PHK karyawan tersebut berasal dari memo internal yang bocor dan dilihat oleh Business Insider. Karyawan yang terdampak PHK juga disebut berasal dari berbagai negara.
Advertisement
Sementara itu, Business Insider mengungkap karyawan yang berada di Asia Pasifik mendapatkan informasi PHK lebih dahulu diikuti oleh beberapa karyawan di Eropa, Timur Tengah, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Latin.
Advertisement
Kemudian disebutkan rencana pemutusan hubungan kerja para karyawan tersebut merupakan sikap tegas perusahaan terhadap karyawan yang berkinerja buruk dan menyiapkan keuangannya untuk investasi AI besar-besaran tahun depan.
Adapun CEO Mark Zuckerberg menyampaikan kepada staf pada bulan Januari bahwa ia akan menaikkan standar dan bergerak cepat untuk menyingkirkan para karyawan yang berkinerja buruk.
Melalui laporan Business Insider, PHK karyawan tersebut dilakukan sebagai upaya Meta mempersiapkan keuangan mereka untuk rencana investasi kecerdasan buatan (AI) besar-besaran tahun ini.
Sebelumnya, Meta melakukan perekrutan besar-besaran selama pandemi COVID-19 lalu ketika perusahaan besar seperti Microsoft, Amazon, Salesforce, dan lain-lainnya justru melakukan PHK dalam jumlah ribuan.
Dampak Rencana PHK Buat Karyawan Khawatir
Langkah PHK karyawan sebagai upaya efisiensi untuk perusahaan Meta menimbulkan kecemasan bagi para karyawan seperti yang diungkapkan oleh salah satu karyawan secara anonim.
“Mark menciptakan ketakutan. Ia menciptakan budaya di mana Anda harus setia kepadanya atau yang lainnya,” ucapnya.
Karyawan lain menyampaikan upaya PHK karyawan besar-besaran yang dilakukan oleh Meta seperti hidup dalam sebuah novel George Orwell. Karyawan juga menyebut banyak pegawai lain yang memiliki kinerja baik telah menghilang sepanjang tahun.
Ketika ditanya terkait mereka, Meta menyebut para karyawan tersebut sudah tidak lagi bekerja di perusahaan teknologi itu. Sedangkan, sejumlah pihak berkomentar langkah PHK berdasarkan kinerja bisa merusak reputasi karyawan terdampak.
“Sekarang orang-orang harus kembali ke bursa kerja dengan label yang sangat tidak adil,” ucapnya.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)