Hadapi Ramadan, Pemerintah Belum Ada Rencana Impor Pangan

Untuk menjaga kelancaran distribusi, Lutfi telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan kepolisian untuk mendahulukan barang penting.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Jun 2014, 19:44 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2014, 19:44 WIB
Sapi
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang bulan Ramadan, pemerintah terus melakukan upaya untuk mengendalikan harga bahan kebutuhan pokok dan memastikan bahwa ketersediaan stok agar tidak terjadi lonjakan harga.

Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Muhammad Lutfi mengatakan, untuk mengendalikan harga tersebut, pemerintah belum memiliki rencana untuk melakukan impor. Hal ini karena persediaan berbagai jenis bahan kebutuhan pokok pada Ramadan tahun ini lebih baik jika dibandingkan tahun lalu.

"Kalau dilihat, struktur stok tahun ini lebih baik dari tahun lalu," ujarnya usai menggelar konferensi pers Kinerja Neraca Perdagangan Kuartal I 2014 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Selasa (3/5/2014).

Dia mencontohkan, soal ketersediaan daging sapi, sapi bakalan dan indukan, Indonesia telah melakukan impor sejak awal tahun sehingga pada Maret lalu terlihat kenaikan impor mencapai 300% jika dibandingkan tahun sebelumnya.

"Sebenarnya tren harga bulan Mei dibandingkan April harga sapi turun 1,45% meskipun tipis. Karena ada dua hal yaitu suplainya mesti dibereskan dulu dan nilai tukarnya kalau rupiah melemah nilai tukar dolar Australia menguat. Ini menyebabkan harga sapi itu turunnya pelan-pelan," jelasnya.

Meski demikian, Lutfi tidak mengelak jika terjadi kenaikan harga menjelang dan selama bulan Ramadan yang berkisar antara 5%-10%. "Ada terjadi dua fase kenaikan menjelang bulan Ramadan H-30 sebelum Ramadan dan H-30 sebelum Lebaran, ini terjadi kenaikan. Seperti harga beras jenis IR64 yang mengalami kenaikan Rp 100 hingga Rp 300 per kilogram di Cipinang, tapi kenaikannya di bawah 5%," katanya.

Sementara untuk menjaga kelancaran distribusi, Lutfi telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan kepolisian untuk mendahulukan barang penting agar ditribusi terjaga untuk menghindari lonjakan harga.‬

"Ini bukan pertama kali kita mengahadapi masalah distribusi. Saya sudah kontak dan panggil 33 kepala dinas perdagangan seluruh Indonesia dan saya sudah komunikasikan dan memastikan distribusi berjalan lancar," tandasnya. (Dny/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya