Liputan6.com, New York - Memasak, tak bisa dipungkiri, telah menjadi hobi bahkan profesi bagi sebagian besar wanita dan pria. Memasak makanan sendiri juga membuat Anda lebih irit dalam mengeluarkan uang.
Tapi tahukah Anda, memasak juga bisa menjadi perkara yang sangat mahal tergantung bumbu dapur yang digunakan. Sebut saja garam yang sempat menjadi barang mewah karena harganya yang sangat tinggi.
Pada abad pertengahan, harga emas melejit sangat mahal hingga seringkali disebut sebagai `emas putih`. Garam bahkan digunakan sebagai salah satu metode bunuh diri di kalangan bangsawan.
Advertisement
Kala itu, harga garam memang sangat tinggi, sehingga hanya kalangan bangsawan yang bisa memilikinya dalam jumlah banyak. Di beberapa negara, garam bahkan pernah dijadikan sebagai mata uang untuk membeli keperluan sehari-hari karena nilai jualnya yang terlampau tinggi.
Seberapa mahal garam kala itu? Berikut ulasannya seperti dikutip dari Tribune.com, List Verse, dan Myswitzerland.com, Senin (7/7/2014):
Bumbu dapur yang pernah jadi mata uang
Garam, yang juga dikenal dengan sebutan natrium klorida, merupakan barang mewah sebelum sekarang hanya menjadi bumbu masak biasa. Pada abad pertengahan, garam telah melalui petualangan yang cukup mencengangkan.
Mulai dari perannya sebagai mata uang, alat pembayaran pajak dan pegawai, hingga menyebabkan perang dan menciptakan rute perdagangan beberapa negara.
Garam juga pernah menjadi barang langka yang sulit diperoleh sehingga membuat harganya menjadi sangat tinggi. Nilai komoditas yang tinggi yang terkandung di dalam garam membuatnya mampu menjadi mata uang di beberapa negara termasuk Ethiopia.
Bahkan pertukaran barang dengan garam masih terjadi hingga 1970-an di negara tersebut. Gaji para tentara Roma juga diukur dengan menggunakan harga garam sebagai standarnya.
Advertisement
Lebih berharga dari emas, perak dan berlian
Â
Jauh sebelum masa di mana garam hanya digunakan sebagai bumbu dapur, komoditas tersebut bernilai sangat tinggi. Harganya mampu melampaui perak, berlian dan emas pada masa budaya kuno.
Fungsinya yang juga terkenal untuk mengawetkan daging dan ikan semakin menambah tinggi nilainya. Di Afrika Selatan, garam yang langka juga dianggap sebagai alat penyembuh.
Harga satu kilogram garam pada abad ke-15 setara dengan harga satu kilogram perak murni. Di Guerande, Prancis, garam hanya dikumpulkan di satu tempat dari berbagai sumber.
Itulah yang kemudian menjadikan harga garam di Prancis sangat mahal dan sulit dicari, khususnya versi garam berkualitas terbaik, Fleur de Sel. kala itu, garam tidak digunakan untuk memasak atau sebagai bumbu dapur.
Alat pembayaran membeli ternak
Â
Rakyat Ethiopia sempat menggunakan garam sebagai alat pembayaran. Di negara tersebut, garam dibentuk dalam lempengan sepanjang 10 inch dan setebal 2 inch.
Lempengan tersebut diberi nama amole. Untuk membeli satu ekor kuda, masyarakat perlu membayarnya dengan tiga amole.
Sementara satu amole garam saja sudah setara dengan 10 ekor ayam. Bayangkan bertapa mahalnya garam di saat Anda dapat memperoleh lima kilogram tembakau hanya dengan membayar satu amole. (Sis/Nrm)
Â
Advertisement