PLN Reguk Untung Rp 12,3 Triliun

EBITDA PLN mengalami peningkatan sebesar 29,7 persen dari Rp 30,4 triliun pada Semester I 2013 menjadi Rp 39,4 triliun pada Semester I 2014.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Agu 2014, 16:12 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2014, 16:12 WIB
 PLN Pastikan Pasokan Listrik KPU Aman
Pasokan listrik sangat diperlukan KPU mengingat pada tanggal 22 Juli 2014 akan diumumkan pemenang pilpres 2014, Jakarta, Kamis (17/7/2014) (Liputan6.com.Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) membukukan pendapatan usaha pada semester pertama 2014 sebesar Rp 145,1 triliun. Pendapatan tersebut naik Rp 28,4 triliun atau 24,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp. 116,7 triliun.

Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto mengatakan, kenaikan pendapatan usaha tersebut ditopang oleh kenaikan volume penjualan tenaga listrik menjadi sebesar 96,560 Tera Watt hour (TWh) atau naik 6,7 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2013.

"Kenaikan volume penjualan juga dapat dilihat sebagai wujud nyata peningkatan angka rasio elektrifikasi. Hingga Juni 2014 jumlah pelanggan Perseroan mencapai 55,74 juta pelanggan," kata Bambang, di Jakarta, Selasa (5/8/2014).

Di sisi lain, Bambang menambahkan, beban usaha pada Semester I 2014 tercatat sebesar Rp 118,5 triliun, meningkat 20,5 persen dibandingkan Semester I 2013 sebesar Rp 98,3 triliun. Meningkatnya beban usaha ini terutama disebabkan peningkatan konsumsi dan kenaikan harga bahan bakar.

"Dengan demikian laba usaha Perseroan pada Semester I 2014 adalah Rp 26,6 triliun, naik sebesar Rp 8,2 triliun atau 44,8 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2013 yang tercatat Rp 18,4 triliun," jelasnya.

Menurut Bambang, presentase kenaikan beban usaha terlihat lebih rendah dibanding prosentase kenaikan pendapatan usaha. Hal ini menunjukkan upaya efisiensi yang terus dijaga oleh PLN.

Perseroan terus melakukan kontrol terhadap pengeluaran untuk beban usaha, khususnya untuk biaya kepegawaian dan pemeliharaan yang merupakan controllable cost bagi Perseroan.

Beban di luar usaha berupa bunga pinjaman dan lain-lain tercatat Rp 11,5 triliun dan beban pajak Rp 2,7 triliun sehingga Laba bersih menjadi Rp 12,3 triliun, naik sebesar Rp 7,5 triliun dibanding dengan Laba Bersih pada periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp 4,8 triliun.

Disamping disebabkan oleh kenaikan laba usaha, pencapaian laba bersih tersebut juga disebabkan adanya peningkatan laba selisih kurs sebesar Rp 4,4 triliun yang diakibatkan oleh menguatnya Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), meskipun nilai Rupiah terhadap Yen melemah.

"EBITDA Perseroan mengalami peningkatan sebesar 29,7 persen dari Rp 30,4 triliun pada Semester I 2013 menjadi Rp 39,4 triliun pada Semester I 2014. Membaiknya EBITDA menunjukkan semakin membaiknya likuiditas keuangan perusahaan dan menunjukkan adannya peningkatan kemampuan perusahaan menyediakan dana internal investasi," pungkasnya. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya