Menkeu Pamer Tingkat Risiko Utang Indonesia Paling Kecil

Rendahnya risiko default pemerintah Indonesia lebih disebabkan karena kondisi makro ekonomi Indonesia terjaga dengan baik.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Agu 2014, 10:47 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2014, 10:47 WIB
Chatib Basri
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Argentina sebagai salah satu negara berkembang kembali mengalami gagal bayar (default) bunga utang. Apa yang terjadi di Argentina, dijelaskan Menteri Keuangan, Chatib Basri, berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Indonesia.

Keyakinan Chatib tersebut berdasarkan data credit default swap yang dipublikasikan oleh Bloomberg. Dalam data tersebut, risiko gagal bayar Indonesia lebih rendah jika dibanding dengan negara-negara berkembang lainnya.

"Kalau mau lihat, satu kelihatannya memang di dalam risiko dianggap lebih kecil, kalau mau lihat datanya credit default swap (CDS) jadi risiko yang dianggap default dalam lima tahun, bandingin Argentina, India, Brazil, dan Turki, Indonesia adalah negara yang CDS-nya paling rendah," kata Chatib di kantornya, Selasa (5/8/2014).

Menkeu mengaku, rendahnya risiko default tersebut lebih disebabkan karena kondisi makro ekonomi Indonesia terjaga dengan baik.

Tidak puas dengan ucapannya, dihadapan para wartawan Chatib langsung mengeluarkan telepon genggamnya dan kemudian membuka data bloomberg terkait CDS tersebut.

"Coba lihat, ini CDS Indonesia, dari sejak Agustus naik tajam, Juli lihat naik tajam, jadi waktu tappering off, rupiah anjlok habis-habisan, di situ terus sampai sekarang turun, ini artinya risiko kita sejak Agustus tahun lalu terus turun, angkanya 153 lagi, saya tunjukin, supaya agak bangga dengan Indonesia," pamer Chatib.

Dengan kembali mengutak atik gadgetnya, Chatib membandingkan dengan CDS beberapa negara berkembang lainnya yang terbukti memiliki risiko lebih tinggi dibanding Indonesia.

"Kita lihat India, malah 179. Mana lagi yang katanya hebat lagi, Brazil, dia 156, dibandingin Brazil saja Indonesia lebih rendah," pungkas Chatib. (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya