Di Klaten, Pembelian BBM Subsidi Dibatasi Rp 100 Ribu per Mobil

Masyarakat pun berbondong-bondong mengantre BBM dan memborongnya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Agu 2014, 18:10 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2014, 18:10 WIB
SPBU di Jakarta Pusat Stop Jual Solar Bersubsidi
Suasana pengisian bahan bakar di SPBU kawasan Tanah Abang, Jakarta, Senin (4/8/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat di beberapa daerah kini tengah menghadapi kelangkaan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Ini terjadi seiring langkah PT Pertamina (Persero) yang mengurangi pasokan ke beberapa wilayah Indonesia demi mengendalikan tingkat konsumsi BBM subsidi.

Di Klaten, Jawa Tengah, salah satunya. Di wilayah ini, sebagian besar SPBU tidak lagi memiliki pasokan BBM jenis premium. Akibatnya sebagian besar para pengguna motor mengkonsumsi Pertamax.

Namun begitu, masih ada beberapa SPBU yang memiliki stok premium. Masyarakat pun berbondong-bondong mengantre BBM dan memborongnya.

"Tadi saya beli premium tapi waktu saya mau isi Rp 150 ribu ternyata tidak boleh, maksimal hanya Rp 100 ribu," kata salah satu warga Klaten, Prima Sari saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (25/8/2014).

Dia menambahkan minimnya pasokan premium tersebut juga dimanfaatkan beberapa pedagang eceran yang menaikkan harga jual dari Rp 7.500 per liter menjadi Rp 9.000 per liter.

Tidak hanya itu, hal serupa juga diungkapkan Arkadia. Sebagai mahasiswa, dia mengaku pembatasan BBM ini justru meresahkan masyarakat.

"Kalau seperti ini kan semua repot, lebih adil itu harga dinaikkan sekalian, tapi pasokan jalan terus, itu lebih fair," katanya.

Mulai 18 Agustus 2014, PT Pertamina melakukan pemangkasan jatah harian BBM subsidi di setiap SPBU sekitar 5 persen-15 persen sebagai dampak pengurangan kuota BBM subsidi 2014.

Pertamina mendorong agar orang-orang mampu membeli BBM non subsidi seperti Pertamax, agar tak terjadi antrean kendaraan. (Yas/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya