Pemerintah Tak Tegas Bikin BBM Bersubsidi Langka

Pengusaha menilai, SBY masih memiliki dua bulan untuk memutuskan kenaikan harga BBM agar tidak terjadi bom waktu di pemerintahan baru.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Agu 2014, 15:12 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2014, 15:12 WIB
BBM Bersubsidi Langka, Warga Antre di SPBU
SPBU di kawasan Radio Dalam, Jakarta, memasang papan informasi bertuliskan “Kuota Premium Subsidi Hari Ini Habis, Tersedia Pertamax”, Jakarta, Senin (25/8/14). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha menilai kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang terjadi beberapa hari ini merupakan akibat dari tidak tegasnya pemerintah dalam memutuskan kenaikan harga BBM bersubsidi.

Ketua BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bidang Infrastruktur dan Properti,  Bahlil Lahadalia mengatakan, sebenarnya pemerintahan saat ini masih memiliki waktu untuk menaikkan harga BBM.

"Di sini butuh ketegasan dari pemerintahan SBY dan harus memiliki keputusan apakah naik atau tidak naik, agar segera diputuskan dan jangan dibuat langka," ujar Bahlil pada fokus diskusi Mengintip Kabinet Ekonomi Jokowi-JK di Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (27/8/2014).

Dia menyatakan, terjadinya kelangkaan BBM bersubsidi di berbagai wilayah belakangan ini memberikan gangguan pada proses produksi industri di wilayah yang mengalami kelangkaan.

"Kalau kami sektor swasta, terus BBM langka maka kami nggak akan produksi," lanjutnya.

Menurut Bahlil, jika pemerintah saat ini tidak segera memberikan kepastian soal subsidi BBM, maka akan menjadi bom waktu yang siap meledak pada pemerintahan mendatang.

"Karena ini akan menjadi permasalahan sosial, takutnya nanti ada bom waktu di pemerintahan Jokowi-JK. Masih ada waktu dua bulan ke depan untuk SBY sebelum dilantiknya Jokowi-JK. Makanya di pemerintahan SBY segera diputuskan jangan sampai langka BBM ini," jelasnya.

Meski demikian, jika pemerintah akan menaikkan harga BBM, maka harus dilakukan secara bertahap agar masyarakat terutama golongan kecil tidak kaget dan tidak menimbulkan gejolak ke depannya.

"Naikkan nggak apa-apa, tapi jangan secara 100 persen, harus bertahap. Kasian masyarakat. BBM akan berdampak pada ekonomi riil, ketika harga transportasi naik pasti itu akan naik juga tapi harus ambil keputusan, kalau ada ruang segera digunakan dengan sebaiknya," tandasnya. (Dny/Ahm)

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya