Biaya Pendidikan Hingga Tarif Listrik Jadi Biang Kerok Inflasi

BPS menyebutkan, penyumbang terbesar dari realisasi inflasi mulai dari kenaikan harga bahan pangan hingga biaya pendidikan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Okt 2014, 13:06 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2014, 13:06 WIB
Inflasi
Ilustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan beberapa penyebab inflasi di September 2014 sebesar 0,27 persen. Penyumbang terbesar dari realisasi inflasi ini mulai dari kenaikan harga bahan pangan hingga biaya pendidikan.

Kepala BPS, Suryamin menyebut, inflasi menurut kelompok pengeluaran dikontribusi dari empat kelompok. Pertama, kelompok perumahan, air listrik gas dan bahan bakar sebesar 0,77 persen. Kedua, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,68 persen. Ketiga, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,51 persen. Lalu kelompok kesehatan 0,29 persen.

"Akibat kenaikan harga elpiji dan tarif listrik mengerek inflasi di sektor perumahan, listrik, gas dan bahan bakar. Dan dampaknya juga kena ke makanan jadi, rokok, minuman, tembakau. Sedangkan di kelompok pendidikan, karena biaya pendidikan naik di tahun ajaran baru," ucap dia dalam Konferensi Pers Inflasi di kantornya, Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Sementara kelompok bahan makanan, kata Suryamin, terjadi deflasi 0,17 persen seperti bawang merah, ikan, daging dan jengkol yang mencatatkan peningkatan produksi atau suplai sehingga harga jualnya menjadi lebih stabil.

"Harga jengkol di Februari pernah naik, tapi sekarang turun 26 persen. Cuaca juga bagus untuk hortikultura atau perkebunan, serta para nelayan lebih produktif melaut," paparnya.

Deflasi, lanjutnya, juga terjadi di kelompok sandang dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan masing-masing 0,17 persen dan 0,24 persen. Deflasi di kelompok sandang karena harga emas perhiasan mengalami penurunan.

Penyebab lain inflasi, Suryamin menyebut :

1. Cabai merah dengan kontribusi inflasi 0,09 persen dan perubahan harga 26,7 persen karena pasokan berkurang di sentra produksi. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Semarang 93 persen dan Sumenep 90 persen.

2. Bahan bakar rumah tangga, andil inflasi 0,08 persen dengan perubahan harga 5,04 persen karena Pertamina menaikkan harga elpiji 12 Kg. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Sampit 12 persen dan 11 persen di Pare-pare.

3. Tarif listrik dengan andil inflasi 0,05 persen dan perubahan harga 1,71 persen karena Menteri ESDM menaikkan tarif listrik. Kenaikan listrik pra bayar di 81 kota IHK mulai dari 0,5 persen-5,53 persen.

4. Beras menyumbang inflasi 0,02 persen dan perubahan harga 0,38 persen. Musim paceklik di 51 kota membuat kota Padang dengan kenaikan harga tertinggi 5 persen dan Bukit Tinggi 4 persen

5. Pendidikan dengan andil inflasi 0,02 persen atau perubahan harga 1,65 persen. Karena ajaran baru, sehingga biaya pendidikan naik. Di Singaraja kenaikannya mencapai 16 persen dan Balikpapan 15 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya