Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan beberapa penyebab inflasi di September 2014 sebesar 0,27 persen. Penyumbang terbesar dari realisasi inflasi ini mulai dari kenaikan harga bahan pangan hingga biaya pendidikan.
Kepala BPS, Suryamin menyebut, inflasi menurut kelompok pengeluaran dikontribusi dari empat kelompok. Pertama, kelompok perumahan, air listrik gas dan bahan bakar sebesar 0,77 persen. Kedua, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,68 persen. Ketiga, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,51 persen. Lalu kelompok kesehatan 0,29 persen.
"Akibat kenaikan harga elpiji dan tarif listrik mengerek inflasi di sektor perumahan, listrik, gas dan bahan bakar. Dan dampaknya juga kena ke makanan jadi, rokok, minuman, tembakau. Sedangkan di kelompok pendidikan, karena biaya pendidikan naik di tahun ajaran baru," ucap dia dalam Konferensi Pers Inflasi di kantornya, Jakarta, Rabu (1/10/2014).
Sementara kelompok bahan makanan, kata Suryamin, terjadi deflasi 0,17 persen seperti bawang merah, ikan, daging dan jengkol yang mencatatkan peningkatan produksi atau suplai sehingga harga jualnya menjadi lebih stabil.
"Harga jengkol di Februari pernah naik, tapi sekarang turun 26 persen. Cuaca juga bagus untuk hortikultura atau perkebunan, serta para nelayan lebih produktif melaut," paparnya.
Deflasi, lanjutnya, juga terjadi di kelompok sandang dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan masing-masing 0,17 persen dan 0,24 persen. Deflasi di kelompok sandang karena harga emas perhiasan mengalami penurunan.
Penyebab lain inflasi, Suryamin menyebut :
1. Cabai merah dengan kontribusi inflasi 0,09 persen dan perubahan harga 26,7 persen karena pasokan berkurang di sentra produksi. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Semarang 93 persen dan Sumenep 90 persen.
2. Bahan bakar rumah tangga, andil inflasi 0,08 persen dengan perubahan harga 5,04 persen karena Pertamina menaikkan harga elpiji 12 Kg. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Sampit 12 persen dan 11 persen di Pare-pare.
3. Tarif listrik dengan andil inflasi 0,05 persen dan perubahan harga 1,71 persen karena Menteri ESDM menaikkan tarif listrik. Kenaikan listrik pra bayar di 81 kota IHK mulai dari 0,5 persen-5,53 persen.
4. Beras menyumbang inflasi 0,02 persen dan perubahan harga 0,38 persen. Musim paceklik di 51 kota membuat kota Padang dengan kenaikan harga tertinggi 5 persen dan Bukit Tinggi 4 persen
5. Pendidikan dengan andil inflasi 0,02 persen atau perubahan harga 1,65 persen. Karena ajaran baru, sehingga biaya pendidikan naik. Di Singaraja kenaikannya mencapai 16 persen dan Balikpapan 15 persen.
Biaya Pendidikan Hingga Tarif Listrik Jadi Biang Kerok Inflasi
BPS menyebutkan, penyumbang terbesar dari realisasi inflasi mulai dari kenaikan harga bahan pangan hingga biaya pendidikan.
diperbarui 01 Okt 2014, 13:06 WIBDiterbitkan 01 Okt 2014, 13:06 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tips Memilih Mobil Bekas: Panduan Lengkap untuk Pembelian yang Cerdas
Kedubes AS di Ukraina Tutup, Kyiv Bakal Diserang Rusia Usai Gempuran Rudal ATACMS?
Jokowi Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, PDIP: Masih Candu Kekuasaan
Kepala Danantara Panggil Bos PLN, Bahas Energi Bersih Murah
Potret Pembaptisan Anak Pamela Bowie, Berlangsung Khidmat dan Penuh Kebahagiaan
6 Potret Kucing Berkamuflase di Tempat Penuh Barang, Bikin Sulit Ditemukan
Nikah atau Tunggu Mapan Dulu? Ini Jawabannya dalam Islam
K-Expo Indonesia 2024 Sukses Digelar: Kolaborasi K-Content Memikat Hati Indonesia dengan Kehadiran Ailee dan SF9
Tips Memilih Sepatu Futsal: Panduan Lengkap untuk Pemain Pemula hingga Profesional
KISI Asset Management Luncurkan KISI Global Sharia Transformative Technology Equity Fund USD
Tips Memilih SMA atau SMK: Panduan Lengkap untuk Siswa dan Orang Tua
Senyum Pak Muh Lihat Kemenangan Indonesia, Istri Dennis Lim Hamil Anak Kembar