Diskon Mobil Menggila Gerus Keuntungan Perusahaan Otomotif

Diskon mobil semakin besar membuat margin keuntungan perusahaan otomotif berkurang sehingga membuat sektor otomotif kurang cemerlang.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 23 Okt 2014, 09:30 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2014, 09:30 WIB
Lebih Intim dengan Avanza Veloz Luxury
Toyota mengklaim bahwa model ini menghadirkan sebuah LMPV yang lebih sporti dan elegan.

Liputan6.com, Jakarta PT Bahana Securities mengimbau kepada para pelaku pasar atau investor untuk menahan investasi di sektor otomotif tahun depan. Alasannya, karena marjin keuntungan perusahaan otomotif diperkirakan menyusut akibat promosi besar-besaran.

"Kami nggak begitu suka melihat kondisi sektor otomotif tahun depan yang underweight," kata Senior Manager Riset Bahana Securities, Leonardo Henry Gavaza di Jakarta, seperti ditulis Kamis (23/10/2014).

Dia menjelaskan, muramnya kondisi sektor otomotif 2015 tak terlepas dari rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang diperkirakan terjadi awal tahun depan. Kebijakan tersebut akan mempengaruhi penjualan kendaraan roda empat.

"Penjualan mobil di 2014-2015 bakal flat berkisar di angka 1,2 juta secara tahunan. Sebab tahun lalu ada kenaikan harga BBM, dan awal 2015 juga begitu sehingga berdampak ke penjualan otomotif," ucap dia.

Selain itu, Leonardo memperkirakan margin perusahaan otomotif tetap dalam kondisi lemah akibat diskon penjualan mobil besar-besaran.

"Diskon penjualan mobil sangat tinggi sekali, seperti Avanza dan Xenia yang didiskon dari Rp 20 juta-Rp 25 juta per unit atau jauh lebih besar dari biasanya Rp 5 juta-Rp 8 juta per unit. Hasilnya menurunkan marjin perusahaan otomotif," cetusnya.

Melihat kondisi sulit yang bakal dihadapi perusahaan otomotif, dia menyarankan penanam modal menahan investasinya di sektor otomotif. "Jadi belum saatnya investasi di sektor otomotif tahun depan," imbuh Leonardo. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya