Liputan6.com, Washington - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat setelah Bank Sentral AS (The Fed) menunjukkan keyakinan terhadap pemulihan ekonominya. Sementara aksi The Fed menarik seluruh dana stimulusnya membuat para investor bertaruh kenaikan suku bunga akan segera dilakukan.
Mengutip laman Reuters, Kamis (30/10/2014), nilai tukar dolar menguat ke level tertinggi dalam tiga pekan terakhir setelah The Fed mengumumkan pernyataannya. Nilai tukarnya naik 0,75 persen ke level sekitar 86,041. Kekuatan dolar tersebut menghantam sejumlah mata uang termasuk euro dan yen.
Pernyataan The Fed untuk mengakhiri stimulus senilai US$ 85 miliar per bulan terlah secara luas menghapus volatilitas pasar uang. Kini The Fed tengah fokus meningkatkan pasar tenaga kerja AS.
Advertisement
"Pergerakan dolar yang positif saat ini sebenarnya berkaitan dengan posisi pasar keuangan. Para pelaku pasar lebih potimis dan The Fed juga tidak membahas adanya risiko besar yang melanda AS," tutur head of Americas G10 FX strategy Richard Cochinos.
Meski telah mengakhiri program pembelian aset yang dikenal dengan quantitative easing, The Fed masih belum menaikkan nilai suku bunganya. Suku bunga dijaga tetap rendah guna meningkatkan investasi dan pinjaman.
Banyak investor yang memprediksi The Fed baru akan menaikkan suku bunganya pada Juni 2015. Jadi kini pasar keuangan masih yakin akan pertumbuhan ekonomi AS, dan dolar akan tetap bergerak menguat. (Sis/Ndw)