Liputan6.com, Jakarta Pada akhir perdagangan hari ini di Jakarta, rupiah tercatat melemah 56 poin atau sekitar 0,34 persen, turun ke level 16.406 per dolar AS dari posisi sebelumnya di 16.350 per dolar AS.
Sementara itu, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia justru mengalami penguatan, naik ke posisi 16.379 per dolar AS dibandingkan rupiah sebelumnya di level 16.392 per dolar AS.
Advertisement
Baca Juga
Direktur Laba Forexindo Berjangka sekaligus pengamat mata uang, Ibrahim Assuabi, menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh ancaman tarif balasan yang disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada sejumlah negara.
Advertisement
"Trump, pada Minggu (16/3) malam, kembali mengulangi ancamannya mengenai penerapan tarif sektoral dan tarif timbal balik yang direncanakan mulai berlaku pada 2 April. Kebijakan ini diperkirakan akan memperburuk ketegangan dalam perang dagang global yang tengah berlangsung," ujar Ibrahim dikutipd ari ANTARA, Senin (17/3/2025)..
Namun demikian, pasar masih meragukan sejauh mana Trump akan konsisten menerapkan kebijakan tarif tersebut, mengingat sebelumnya ia sempat merevisi sikapnya terhadap Kanada dan Meksiko pada awal bulan ini.
Langkah Balasan
Mengantisipasi berbagai skenario yang mungkin terjadi, Tiongkok dan Uni Eropa dilaporkan telah menyiapkan langkah-langkah balasan terhadap kebijakan tarif AS dan berpotensi memberlakukan tindakan lebih ketat sebagai respons terhadap tarif timbal balik yang diusung Trump.
"Potensi gangguan di sektor perdagangan internasional serta kekhawatiran akan melonjaknya inflasi akibat tarif dinilai dapat meningkatkan risiko resesi di AS," tambah Ibrahim.
Pembukaan Rupiah Pagi Tadi
menguat pada pembukaan perdagangan hari Senin 17 Maret 2025 pagi. Kurs rupiah menguat sebesar 21 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.329 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.350 per dolar AS.
Pengamat pasar uang yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah menguat seiring dolar Amerika Serikat (AS) masih dibayangi sentimen negatif.
“Dolar AS kemungkinan masih dibayangi sentimen negatif karena pasar berekspektasi bahwa kebijakan kenaikan tarif Trump bisa mendorong ekonomi AS mengalami resesi,” ujarnya dikutip dari Antara, Senin (17/3/2025).
Advertisement
