Ribuan Karyawan Hotel Bengkulu Terancam Dipecat

Para pengusaha perhotelan sudah tidak sanggup lagi menggaji para karyawan akibat dari kebijakan pemerintah.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 25 Des 2014, 18:27 WIB
Diterbitkan 25 Des 2014, 18:27 WIB
Hotel dan Destinasi Wisata Populer di Jakarta
Tempat-tempat wisata populer di Jakarta mudah dijangkau dari Tune Hotel Pasar Baru Jakarta.

Liputan6.com, Bengkulu - Larangan pemerintah kepada instansi pemerintah untuk tidak menggelar rapat dan kegiatan yang menggunakan uang negara di hotel mengancam nasib ribuan karyawan hotel di Bengkulu.

Sebab para pengusaha perhotelan sudah tidak sanggup lagi menggaji para karyawan akibat dari kebijakan yang menjatuhkan pendapatan mereka.

Ketua Perhimpunan Pengusaha Hotel dan Restoran (PHRI) Provinsi Bengkulu Soni Adnan mengatakan, tingkat hunian hotel di Bengkulu yang rata rata hanya terisi 60 persen dari total jumlah kamar, sebesar 40 persen disumbang dari kegiatan pemerintah. Sementara 20 persen sisanya adalah konsumen yang hanya singgah atau walk in.

"Kebijakan ini seolah menciptakan kiamat kecil bagi kami pengusaha perhotelan," ujar Soni di Bengkulu, Kamis (25/12/2014).

Larangan itu, lanjut dia, tidak hanya mengurangi pendapatan sewa kamar saja, efek lain adalah layanan sewa ruang rapat, katering bahkan sewa mobil. Artinya semua sendi yang berhubungan dengan layanan perhotelan akan lumpuh.

Untuk mengurangi beban operasional, pihak pengusaha perhotelan terpaksa mengambil langkah drastis yaitu memecat para karyawannya.

"Mau bagaimana lagi, kami sudah mengirim surat melalui menteri pariwisata, tetapi belum ada respon," pungkas Soni Adan. (Yuliardi/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya