DPR Minta Harga BBM Pertalite Sama dengan Premium

Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika mengaku belum menerima informasi soal rencana peluncuran produk BBM baru Pertamina yaitu Pertalite.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 18 Apr 2015, 18:15 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2015, 18:15 WIB
Ilustrasi Pertamina (2)
Ilustrasi Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memastikan akan meluncurkan produk terbarunya yang dinamakan Pertalite pada Mei 2015. Produk BBM baru ini nantinya memiliki kadar RON berkisar 90-91.

Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika mengaku belum menerima informasi soal rencana peluncuran produk baru tersebut. Menurut dia, BBM merupakan hajat hidup masyarakat sehingga seharusnya pemerintah dan Pertamina menjelaskannya  ke rakyat melalui DPR.

"Rakyat itu punya wakil di DPR, lagipula Pertamina itu kan perusahaan milik negara jadi kami DPR harusnya diajak diskusi," kata Kardaya saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (18/4/2015).

Menurut dia, Pertamina tidak bisa meluncurkan Pertalite tanpa berkonsultasi dengan DPR. Apalagi ada rencana pengurangan penjualan premium, bahkan penghapusan premium dari pasaran.

Padahal, premium merupakan BBM yang pemberian subsidinya ditentukan pemerintah dan juga DPR yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Mantan Dirjen Migas itu khawatir hal itu akan membebani konsumen karena harganya yang lebih mahal dari premium. Untuk itu, dia meminta agar harga Pertalite ini setidaknya sama dengan harga premium.

"Pokoknya jangan sampai ini menambah beban rakyat," kata dia.

Seperti diketahui, produk BBM baru Pertalite akan dirilis Pertamina pada Mei 2015. Dengan kadar RON 90-91, Pertalite ini akan memiliki kualitas lebih baik daripada premium, mengingat kadar RON di premium hanya 88. Namun produk ini memiliki kualitas lebih rendah dibanding Pertamax yang memiliki RON 92.

‎Pertalite merupakan produk asli pengembangan Pertamina. Pertalite ini dipasarkan sebagai BBM transisi karena ke depan untuk jenis Premium secara perlahan akan lenyap dari pasaran. Hingga saat ini hanya Indonesia yang masih menggunakan BBM dengan kandungan RON 88 di dunia.

(Ndw)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya